Dosen Inspiratif
SMA di Wajo Jadi Pencatat Meteran, Kuliah Loper Koran, Kini Bergelar Dr Ir Yasdin SPd MPd MSc IPM
Anak petani ini lahir di Desa Kaluku, Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, Sulsel, 2 Februari 1987.
Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Imam Wahyudi
Saat masih kuliah S1, ia juga aktif berorganisasi.
Bahkan menjadi pucuk pimpinan mahasiswa.
Pernah jadi Ketua Himpunan Mahasiswa Otomotif (HMO) FT UNM periode 2008-2009 dan Presiden BEM FT UNM periode 2009-2010.
Juga aktif di UKM Seni UNM selama 3 tahun, 2007-2009.
Sebagai aktivis, ia sering berurusan dengan polisi.
Bahkan pernah dipukul pentungan dan ditangkap polisi karena melakukan demonstrasi.
"Sempat ditangkap, tapi hanya diinapkan satu malam," katanya.
Pengalaman tersebut jadi pembelajaran baginya.
Setelah lulus dari kampus, ia bekerja di Tribun Timur, sebagai wartawan.
Tertarik menjadi jurnalis karena senang membaca berita perjuangan.
Juga terinspirasi dari Soe Hoek Gie, aktivis yang rajin menulis.
Saat menjadi pengurus di UKM Seni UNM juga sering menulis puisi dan naskah teater.
"Saya berpikir saya menemukan sesuatu kalau menulis," katanya.
"Untuk dikenal dunia juga, kan dengan menulis," tambahnya.
Bagi Yasdin, jurnalistik adalah dunia yang ekspresi kebebasannya luas secara personal.