Pengelolaan Limbah PT Huadi Disorot
DPR RI Tinjau Pengelolaan Limbah PT Huadi yang Dikeluhkan Warga, Bupati Bantaeng Minta Petunjuk
Rusdi Masse menegaskan bahwa Kunjungan ini fokus pada persoalan limbah sesuai laporan masyarakat.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Muhammad Fadhly Ali
Termasuk data hasil pemantauan KLHK dan pemerintah setempat.
"Data PT Huadi terkait kebermanfaatan segera dikirimkan sebelum masuk masa sidang reses," tegasnya.
Anggota Komisi IV, Azikin Solthan, juga menyorot limbah slag yang ada di dekat pemukiman dan jalan raya.
Kata Azikin, limbah yang sudah menggunung tersebut berbahaya jika tidak ditangani secepatnya.
"Sudah banyak surat yang masuk terkait permasalahan ini. Sehingga kita datang untuk melakukan peninjauan," kata mantan bupati Bantaeng dua periode itu.
"Seperti limbah slag yang menggunung, itu berbahaya, ditakutkan jika longsor dapat membahayakan masyarakat pengguna jalan. Termasuk laporan soal kesehatan masyarakat. Itu harus ditangani," lanjut dia.
Dalam kunjungan ini, dihadiri rombongan Komisi IV DPR RI, perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan perwakilan Kementerian Pertanian (Kementan).
Selain itu, hadir pula unsur forkopimda Bantaeng, OPD terkait, legislator Partai Gerindra Misbahuddin Basri, dan pengurus NasDem Bantaeng.
Sementara Pihak PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia, Lily, mengaku bahwa limbah slag itu bisa dimanfaatkan UMKM, khususnya bagi pengerajin batu.
Seperti diketahui, di Pajukukang sebagian besar masyarakat bekerja sebagai pembuat batu merah dan batako.
Sehingga lewat MoU itu, limbah slag yang telah menggunung itu bisa dimanfaatkan menjadi bahan baku batu ringan untuk konstruksi bangunan.
"Kita sudah kerja sama dengan UMKM untuk kelola slag ini jadi batako, atau pelapis jalan. Kami harap bahwa ini adalah peluang bagi UMKM yang ada. Bahwa di sekitar kami banyak pengerajin batu. Ini (slag) bisa dimanfaatkan," jelas Lily.(TribunBantaeng.com)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Firki Arisandi