Membumikan Agama
KUA Liukang Tupabiring Atasi Kedala Jarak Demi Pelayanan Kepada Masyarakat
Kepala KUA Kecamatan Liukang Tupabiring, Andi Sumange Alam mengatakan tak semua fungsi dan tugas KUA tersebut bisa dijalankan di daerah kepulauan.
Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Saldy Irawan
TRIBUNPANGKEP.COM, PANGKEP - Tribun Timur kembali menggelar podcast membumikan agama seri #20.
Membumikan Agama kali ini mengusung tema Lebih Dekat KUA Pangkep.
Acara ini menghadirkan tiga narasumber, yaknis Kabid Urais Kemeg Sulsel, Tonang Cawidu, Kepala Seksi Humas Islam Kemenag Pangkep, Zulkifli serta Kepala KUA Kecamatan Liukang Tupabiring, Andi Sumange Alam.
Kegiatan ini dipandu Host Editorial Tribun Timur, Hasim Arfah.
Disiarkan langsung di kanal YouTube Tribun Timur, Rabu (16/2/2022) pukul 17.00 WITA.
Terdapat 10 fungsi dan tugas KUA yang tercantum dalam PMA 34 tahu 2019.
Salah satunya pelaksanaan, pelayanan pengawasan dan pencatatan laporan nikah dan rujuk.
Kepala KUA Kecamatan Liukang Tupabiring, Andi Sumange Alam mengatakan tak semua fungsi dan tugas KUA tersebut bisa dijalankan di daerah kepulauan.
Ia mengatakan terdapat berbagai tantangan dan rintangan musti mereka hadapi untuk memaksimalkan fungsi dan tugas KUA utamanya di daerah kepulauan seperti Liukang Tupabiring,Pangkep.
"Di Kepulauan itu, khususnya di bulan Januari hingga April, cuaca itu sangat bersahabat. Tapi Mei- Oktober di Pulau itu ada namanya angin barubu ombak kencang, disertai hujan dan angin," katanya.
Ia mengatakan listrik di daerah kepulauan itu juga terbatas.
"Disisi lain, penerangan itu sangat terbatas. Listrik baru menyala pada pukul 18.00 dan kembali padam pada pukul 06.00, jadi saat siang itu, tidak ada listrik sama sekali," ujarnya.
Tak hanya itu, jaringan yang timbul tenggelam pun terkadang menghambat pekerjaan petugas KUA.
"Belum lagi persoalan jaringan. Jaringan di pulau ini timbul dan tenggelam, bahkan untuk SMS saja biasanya butuh waktu 2 jam baru terkirim, inilah yang menjadi tantangan kami di KUA Liukang Tupabiring dan mencari solusi agar tetap bisa melakukan fungsi KUA," sebutnya.
Ia mengatakan beberapa upaya dilakukan untuk menyiasati kondisi tersebut agar tetap bisa menjalankan fungsi dan tugas KUA.
"Pelayanan, pelaporan dan pencatatan nikah, tetap kami laksanakan. Untuk pendaftaran nikah H-10 pernikahan sudah harus masuk berkasnya," katanya.
Mengenai tugas penyusunan, pelayanan dan bimbingan masyarakat Islam, KUA Liukang Tupabiring memiliki penyuluh non PNS, enam orang dan penghulu empat orang.
"Kami merekrut penyuluh agama sesuai dengan domisili mereka. Dari 9 desa dan kelurahan yang ada, kami menempatkan penyuluh untuk tiap desa dan kelurahan," katanya.
Hal ini, kata dia agar lebih memudahkan koordinasi kami dengan teman-teman penyuluh dan
Terkait tugas pengelolaan dokumentasi dan sistem informasi manajemen keuangan KUA, pihaknya pun selalu berupaya memberikan yang terbaik kepada masyarakat.
"Kami beranggapan bahwa insyaallah sekalipun ada tantangan tidak mengurangi semangat kami untuk menjalankan tugas KUA di kepulauan," tambahnya.
Untuk pelayanan dan bimbingan keluarga sakinah petugas biasanya mendatangi kelompok masyarakat.
"Kami menjadi tempat untuk memecahkan persoalan-persoalan agama, keluaga dan lain-lain. Jadi kami di pulau tidak stagnan di kantor saja, sehingga kedekatan kami terbangun dengan cukup baik," terangnya.
Begitu pula dengan persoalam hisab rukyat.
"Hisab rukyat. Biasaya kalau ada pengukuran arah kiblat, kami bersama dengan jajaran Kasi Binmas bekerja sama untuk turun di lokasi tersebut," tegasnya.
Sumange juga mengatakan, setiap wilayah, penyuluh KUA telah membentuk majelis taklim, dan setiap bulannya malakukan pencerahan agama kepada mereka.
Sementara untuk tugas zakat wakaf pun tetap dilaksanakan sepenuh hati.
"Pelayanan zakat wakaf. Alhamdulillah kemarin kami mendapatkan penghargaan dalam kontribusi kami membantu Baznas Kabupaten Pangkep dalam menjalankan programnya. Kami mendapatkan penghargaan tersebut diantara 4 Kecamatan lainnya," tuturnya.
Pengurus KUA Liukang Tupabiring pun mengaku sangat senang memiliki Kantor meski terbilang kecil, namun itu menjadi awal untuk memenuhi tugas Ketatausahaan dan rumah KUA.
"Ketatausahaan dan rumah tangga KUA, di pulau, kami punya kantor yang sangat sederhana, namun kami tetap bangga. Kami menggunakan kantor kami ini sebagai pusat layanan yang mendekatkan kami dengan masyarakat,"ujarnya.
Dan yang terakhir, tuhas Layanan bimbingan manasik haji biasanya dilakukan dengan melakukan pendekatan persuasif.
"Untuk bimbingan manasik haji, kami sudah melaksanakannya hanya saja ada kendala yang kami hadapi. Antara pulau yang satu dan pulau lainnya itu sangat jauh, sehigga untuk mengumpulkan masyarakat itu sangat sulit. Sehingga kami melakukan pendekatan secara persuasif dengan mendatangi satu persatu pulau yang ada," tutupnya.(*)