BKKBN
Pengabdian Masyarakat Serentak, BKKBN Sosialisasi Hidup Sehat dan Pencegahan Stunting
Pengabdian masyarakat serentak dilaksanakan pada Lembaga Permasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan (Rutan) di 30 provinsi seluruh Indonesia.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Pengabdian masyarakat serentak dilaksanakan pada Lembaga Permasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan (Rutan) di 30 provinsi seluruh Indonesia, Sabtu (5/2/2022).
Berlangsung atas kolaborasi, Kementerian Hukum dan Ham, Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK KM) Universitas Gajah Mada (UGM), Asosiasi RS TNI-POLRI, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), YHK1, Koseindo dan komponen masyarakat lainnya.
Beberapa kegiatan dilaksanakan, seperti penyuluhan, vaksinasi dan screening.
Tema diangkat, Berkolaborasi Untuk Mengabdi dengan Hati.
Pengabdian masyarakat di Sulawesi Selatan (Sulsel) digelar di dua tempat, yakni Lapas Kelas I Makassar dan Lapas Kelas II A Kota Parepare.
Deputi Pelatihan dan Pengembangan BKKBN, Prof M Rizal M Damanik mengatakan, pihaknya mendukung penuh kegiatan lintas sektor ini.
Pada kegiatan ini BKKBN berpartisipasi dalam memberikan penyuluhan. Baik itu penyuluhan kesehatan reproduksi dan pola hidup sehat dan seimbang.
“Kita ketahui Indonesia sedang menghadapi pelaksanaan percepatan penurunan stunting di Indonesia. Sebagai salah satu upaya percepatan penurunan stunting memberikan pengetahuan wawasan kepada warga binaan,” tuturnya saat ditemui di sela kegiatan di Lapas Kelas I Makassar, Sabtu (5/2/2022).
Prof Rizal memaparkan, berdasarkan data survei status gizi balita Indonesia tahun 2019, prevalensi stunting mencapai 27,7 persen. Angka tersebut telah menurun di tahun 2021, sisa 24,4 persen.
BKKBN, kata dia, terus berupaya menurunkan angka prevalensi stunting hingga mencapai 14 persen saja di tahun 2024.
“Masih terus kita upayakan penurunannya, sehingga tahun akhir 2024 angka stunting di Indonesia hanya mencapai 14 persen sebagaimana diharapkan oleh Presiden, Joko Widodo,” katanya.
BKKBN terus bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk dengan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan lintas sektor ini.
“Warga binaan tidak selamanya tinggal di sini, mereka akan keluar dan berbaur kembali dengan masyarakat serta keluarganya. Sehingga, diharapkan salah satu aspek pembinaan adalah pengetahuan tentang apa dan bagaimana pola hidup sehat. Setelah keluar dari Lapas, mereka punya pengetahuan mendalam,” harap Prof Rizal.
Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel, Andi Ritamariani menambahkan, dalam penyuluhan yang dilakukan ada tiga materi diberikan. Pertama, perilaku hidup bersih dan sehat, kesehatan reproduksi dan psikologi keluarga.
“Ini penting sekali, bukan sekadar penyuluhan, tapi aktif berikan pertanyaan dan games sehingga mereka (red, warga binaan) santai ikuti materi sehingga tidak satu arah,” tambahnya.