Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Nasib Warga di Kampung Miliarder Tuban, Dulu Borong Mobil Baru Kini Jatuh Miskin hingga Jual Sapi

Namun ternyata, nasib mujur itu tak dialami oleh semua warga di Kampung Miliarder di Tuban.

Editor: Ansar
Kolase TribunMadura
(kiri) Deretan mobil milik warga kampung miliarder di Tuban yang dibeli tahun lalu dan (kanan) pria yang dulu buruh tani kini hidupnya terkatung-katung karena tak ada lahan 

TRIBUN-TIMUR.COM - Dulu warga kampung di Tuban bikin heboh setelah berlomba-lomba borong mobil baru.

Aksi warga Tuban pun sempat menyita perhatian. Sejumlah mobil baru berjejer di jalan.

Namun ternyata, nasib mujur itu tak dialami oleh semua warga di Kampung Miliarder di Tuban.

Julukan Kampung Miliarder ini disematkan pasca warga yang ada di sana mendapatkan uang banyak dari jual lahan.

Hingga banyak dari mereka yang membeli barang mewah hingga mobil.

Lalu bagaimana dengan mereka warga yang tak mempunyai lahan tersebut?

Apakah ikut merasakan dampaknya?

Diketahui, sebagian warga mendapatkan uang tersebut setelah mendapat ganti rugi lahan pembebasan Pertamina Kilang minyak pertamina grass root refinery (GRR) sekitar setahun lalu. 

Kilang patungan Pertamina Rosneft asal Rusia yang berada di Desa Sumurgeneng, Wadung dan Kaliuntu, Kecamatan Jenu, sebagian besar mampu meningkatkan kesejahteraan bagi pemilik lahan. 

Namun bagaimana dengan warga biasa yang tak memiliki lahan? Sebagaimana yang dialami Warsono (44), Dusun Tadahan, Desa Wadung. 

Warga setempat itu justru mendapat kenyataan sebaliknya, ia harus menelan kenyataan pahit lantaran tak bisa bertani karena tidak memiliki lahan. 

"Nganggur kini, tidak punya lahan," katanya ditemui di lahan persawahan kosong, Selasa (25/1/2022). 

Sebelum ada pembebasan lahan ia bekerja sebagai buruh tani, ikut orang yang mempunyai lahan sawah. 

Namun, pemilik lahan telah menjual tanahnya untuk Pertamina sehingga lahan yang telah dijual itu tidak lagi diperbolehkan untuk digarap. 

"Sudah tidak pernah bertani lagi, sekarang lahannya sudah tidak boleh digarap," ungkapnya. 

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved