Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wisuda Pascasarjana ITB Nobel

Kali Pertama, ITB Nobel Wisuda dengan Ijazah Institut, 277 Alumni Pascasarjana Dikukuhkan

Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Nobel Indonesia mewisuda 277 mahasiswa Pascasarjana.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sukmawati Ibrahim
kaswadi/ tribun timur
Suasana wisuda Pascasarjana X ITB Nobel Indonesia di Phinisi Room, Hotel Claro, Selasa (25/1/2022) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Nobel Indonesia mengukuhkan  277 alumni Pascasarjana.

Wisuda Pascasarjana X ITB Nobel Indonesia digelar di Phinisi Ball Room, Hotel Claro, Jl AP Pettarani, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (25/1/2022).

Rektor ITB Nobel Indonesia, Badaruddin mengatakan wisuda kali ini terasa spesial karena untuk pertama kalinya ITB Nobel Indonesia mewisuda mahasiswa dengan ijazah institut.

Sebab, transformasi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) menjadi ITB Nobel Indonesia baru dilakukan pada Agustus 2021.

Perubahan itu berdasarkan perangkingan dilakukan Kementerian Riset dan Teknologi.

"Wisuda kali ini sangat spesial karena pertama kalinya wisuda mahasiswa dengan ijazah institut," katanya dalam pidatonya.

Total alumni ITB Nobel Indonesia telah mencapai 3.318 alumni sejak didirikan tahun 1995. Terdiri 1.503 sarjana dan 1.815 program magister.

Badaruddin menyampaikan ITB Nobel Indonesia terus berbenah dan terus dikembangkan untuk menjadi lebih baik.

Ada tiga pilar penting jadi acuan program pengembangan ITB. Yakni kualitas, relevansi dan atraktif learning.

Pilar pertama kualitas. Menjadi sekolah tinggi terbaik menjadi pengakuan kualitas ITB Nobel Indonesia.

Namun, untuk menjadi terpercaya harus selalu continuous improvement. ITB Nobel tak boleh berpuas diri menjadi institut terbaik saja.

Harus berani maju dan melalui lompatan lebih tinggi dan lebih jauh lagi.

"Makanya tahun 2022 kita bersiap menjadi  perguruan tinggi swasta (PTS) terakreditasi  internasional," ungkap Badaruddin.

Baca juga: ITB Nobel Target Raih Akreditasi Internasional Tahun 2023

Lanjut dia pilar kedua yaitu relevansi. Harus diakui bahwa PTS agak ketinggalan mengikuti perubahan di dunia industri.

Beruntung ITB Nobel  Indonesia dengan visi berbeda dengan perguruan tinggi yang lain di wilayah timur Indonesia, telah memproklamirkan diri menjadi entrepreneur school.
 

Kemudian tagline diubah menjadi School of Business. Lalu memperkuat visi dan mengubah tagline home hold entrepreneur.

Sebelum Nadiem Makarim menjadi Menteri Pendidikan dan memperkenalkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), ITB Nobel Indonesia telah mewajibkan mahasiswa memiliki badan usaha sebelum lulus.

Ditambah, ketika praktisi belum bisa memilih nomor induk khusus, nobel sudah merekrut para praktisi menjadi dosen. Jadi di ITB Nobel Indonesia itu hampir semua dosen praktisi.

Oleh karena itu, beberapa waktu lalu dibantu praktisi tersebut. 

Perubahan kurikulum program sarjana sehingga lebih relevan dengan perkembangan industri dan semakin memantapkan implikasi MBKM.

Pada program Pascasarjana akan menyesuaikan dan perubahan kurikulum   dengan home cam bease education.

"Jadi ITB mobel Indonesia telah mempraktekkan dan kita sudah memantapkan dengan kurikulum yang sudah dilakukan," jelasnya.

Pilar ketiga sebut, Badaruddin adalah atraktif learning. Membangun pembelajaran atraktif menjadi variabel sangat penting. Makanya ini perlu didukung dengan fasilitas.

"Transfer knowledge tidak akan terjalin dengan baik jika pembelajaran tidak aktraktif. Pengalaman dosen dari industri dan pemerintahan harus didukung dengan fasilitas," sebutnya.

Badaruddin berpesan kepada alumni bahwa di pundak para alumni terletak kebanggan ITB Nobel Indonesia.

Alumni menjadi bagian terdepan membawa ITB Nobel Indonesia ke masyarakat.

"Kami berpesan agar terus mengasah diri karena perkembangan ilmu pengetahuan  dan teknologi sangat pesat. Kami juga meminta menjaga integritas dan kejujuran sehingga aktivitas dan pengabdian senantiasa mendapatkan berkah," pungkasnya.

Wisudawan Terbaik

Berikut wisudawan terbaik Pascasarjana ITB Nobel Indonesia:

Hamka dengan IPK 3,98. Masa studi 1 tahun 8 bulan

Andi Herliati dengan IPK 3,96. Masa studi 1 tahun 8 bulan

Abd Rachman dengan IPK 3,95. Masa studi 1 tahun 7 bulan

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved