ITB Nobel
ITB Nobel Target Raih Akreditasi Internasional Tahun 2023
Dia mengatakan sejak beralihnya status Nobel dari sekolah tinggi ke institut ada tiga hal ditekankan. Kualitas, relevansi dan pembelajaran atraktif.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Nobel Indonesia menargetkan meraih akreditas internasional tahun 2023.
Hal tersebut diungkapkan Rektor ITB Nobel, Badaruddin, di ruangannya, Minggu (16/1/2022).
“Perjalanan menuju akreditasi internasional ini sudah di mulai. Target sudah bisa rampung pada 2022 dan sudah bisa meraih akreditasi internasional pada 2023,” ucapnya melalui keterangan tertulis yang diterima.
Dia mengatakan sejak beralihnya status Nobel dari sekolah tinggi ke institut ada tiga hal ditekankan. Kualitas, relevansi dan pembelajaran atraktif.
“Nobel ini sudah punya kualitas, karena waktu masih berstatus STIE, Nobel menjadi sekolah tinggi terbaik versi LLDikti. Ini modal bagus secara peringkat dan ini pengakuan bagi Nobel,” katanya.
Namun, Badaruddin menyampaikan pencapaian tersebut tidak membuat cepat berpuas diri.
Makanya, Nobel ingin dijadikan perguruan tinggi swasta pertama di sini terakreditasi internasional.
Selain akreditasi internasional, penekanan ITB Nobel juga terkait relevansi.
Dalam hal ini, menyelaraskan kebutuhan dunia industri dengan metode pembelajaran di kampus.
“Itulah kenapa dosen itu kita 70 persen di antaranya praktisi. Mereka punya akademik yang bagus dibarengi praktisi, di bidang pemerintahan, perbankan, industri, semua ada di Nobel,” sebutnya.
Tak hanya itu, penekanan lainnya yakni membangun pembelajaran yang atraktif.
Kelas dibuat nyaman dengan metode belajar yang menarik. Dosen juga membuat proses pembelajaran lebih aktif.
“Kita mulai dari melatih dosen kita membangun yang aktraktif. Kalau tidak mampu membangun kelas aktraktif yang berhadapan dengan generasi Z, mereka akan datang melongo dan tidak dapat apa-apa,” jelasnya.
Badaruddin menambahkan, seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh ITB Nobel ini tidak bisa sukses tanpa adanya peran media.
Sebab, media disebutnya menjadi salah satu wadah yang bisa turut membantu eksistensi mereka.
“Organisasi apapun itu pasti butuh simbiosis dengan media. Apalagi eranya begitu, pasarnya perguruan tinggi itu sekarang di generasi Z. Mereka yang 90 persen di gadgetnya, jadi media- tentu menjadi ruang bagi Nobel untuk menyebarluaskan informasi,” bebernya.(*)