Ashabul Kahfi
Ketua PAN Sulsel Sindir Layanan BPJS Kesehatan yang Super Lelet: WiFi Lebih Cepat Dibanding Nyawa
Ia mengingatkan BPJS didirikan sebagai perpanjangan tangan negara dalam rangka perbaikan kesejahteraan sosial di bidang kesehatan.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Saldy Irawan
"Ini perlu dievaluasi. Orang sudah bisa mati kalau harus menunggu sampai satu bulan, 3 bukan. Kenapa umumnya Jasindo kita bisa pakai di mana-mana tanpa tunggu waktu. Ini perlu evaluasi," katanya.
Ketiga, Kahfi menyarankan perbaikan layanan denda.
Menurutnya, denda BPJS kesehatan lebih besar daripada tunggakan. Baginya itu konyol dan lucu.
"Contohnya tunggakan Rp3,5 juta supir saya. Ia mau ambil tindakan cecar untuk istrinya tapi harus bayar denda Rp3,7 juta. Ini lucu, denda lebih tinggi dari tunggakan," kata Kahfi.
Mantan dosen Universitas Muhammadiyah Makassar itu mengingatkan BPJS kesehatan sebagai perpanjangan tangan negara tidak boleh berideologi koorporat.
BPJS kesehatan tidak boleh mengedepankan keuntungan semata.
"Tolong Pak perlu evaluasi lagi. Kalau tidak BPJS berideologi koorporat utamakan keuntungan dan tidak mau rugi," katanya.
"Padahal kehadirannya semata-mata perlindungan sosial bidang kesehatan, masa denda lebih tinggi dari pada tunggakan," sambung Kahfi.(*)
Laporan Wartawan Tribun Timur Ari Maryadi