Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Harga Bensin Selayar

Kapal Tanker Terkendala Cuaca Ekstrem, Harga Bensin di Selayar Tembus Rp25 Ribu Per Liter

"Satu botol saya beli tadi Rp 25 ribu, habis stok katanya di SPBU," kata Idul, warga Benteng, Selayar.

Penulis: Firki Arisandi | Editor: Saldy Irawan
PERTAMINA.COM
Ilustrasi SPBU. Pemerintah melalui Pertamina akan menghapus penjualan BBM jenis Pertalite dan Premium mulai 2022. 

TRIBUNSELAYAR.COM, BENTENG - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel), kini naik drastis.

Informasi terakhir, BBM jenis pertalite kini tembus Rp 25 ribu perliter. 

Harga tersebut merupakan harga yang dijual oleh pengecer.

Pasalnya, stok di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) beberapa hari ini kosong.

Itu akibat dampak cuaca ekstrem sepekan terakhir ini, yang membuat pengiriman minyak tak tersalurkan ke Selayar.

"Satu botol saya beli tadi Rp 25 ribu, habis stok katanya di SPBU," kata Idul, warga Benteng, Selayar.

Kabid Humas Pemkab Selayar, Mursali, juga membenarkan kelangkaan BBM di Selayar.

Itu diakibatkan karena kapal tanker pengangkut BBM ke Selayar tak melakukan pengantaran.

"Di SPBU tetap Rp 7.650 per liter, di pengecer yang naik, saya beli tadi Rp 15 ribu per liter," katanya.

Pemerintah, kata Mursali, tetap mengupayakan agar Agen Premium Minyak Solar (APMS) milik pertamina tetap buka sambil menunggu suplai datang.

"Di beberapa pertamina memang antrian lumayan panjang, tapi mudah-mudahan besok sampai lusa sudah kembali normal, kita berdoa saja semoga cuaca bagus," harap Mursali.

Kepala Unit Pelaksana Tekhnis (UPT) Pelabuhan Pamatata Selayar, Syamsul Qadri, mengatakan, dalam sebulan ini, kapal tanker yang masik ke Selayar baru sekali.

Padahal dalam jadwalnya, untuk sebulan bisa sampai tiga kali.

Sementara penyeberangan Bulukumba-Selayar atau sebaliknya masih beroperasi dengan baik. 

Cuaca tidak membuat penyeberangan terganggu.

"Tapi alasannya kapal tanker karena cuaca, kalau di perairan Selayar masih normal, tidak tahu kalau di Makassar tempat mereka menuju ke sini," jelas Syamsul Qadri.

"Mereka tak mau ambil resiko," tambahnya.

Kelangkaan BBM menurutnya juga dia rasakan. 

Di pengecer dia harus membayar Rp 20 ribu per liternya.

"Satu botol bekas air mineral besar tadi pagi saya beli di pengecer Rp 20 ribu," pungkasnya. (TribunSelayar.com)

Laporan Wartawan Tribun Timur, Firki Arisandi

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved