Unhas
Turun di Lokasi Gempa Banten, Tim DMC Ikatek Unhas & Nindya Karya Peduli Atasi Kekurangan Air Bersih
Tim Disaster Managemen Centre Ikatan Alumni Teknik Universitas Hasanuddin (DMC Ikatek Unhas) turut hadir di lokasi terdampak gempa bumi
Yakni rumah alami kerusakan berat (RB) sebanyak 61 unit, rumah rusak sedang 46 unit, rumah rusak ringan 116 unit. Rumah ibadah yang rusak 2 unit, sekolah rusak 2 unit, dan Puskesmas yang alami kerusakan 1 unit.
“Adapun kondisi utilitas publik seperti listrik, air, jaringan komunikasi dalam keadaan normal. Lalu akses jalanan normal dan dapat diakses hingga ke Ring 1 lokasi gempa,” tulis Rully –sapaan Syukri Turusi.
“Team DMC Ikatek Unhas dan Nindya Karya juga memantau pemasangan 14 emergency Shelter oleh Kemensos yang dipasang di Desa Taman Jaya,” lanjutnya.
Pada kesempatan tersebut, Nuriyah selaku Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pandeglang mengucapkan Terimakasih banyak kepada Tim DMC Ikatek Unhas dan Nindya Karya Peduli atas bantuannya dalam melakukan Respon Gempa Pandeglang ini.
“Kita dari Dinsos juga akan mendiskusikan dengan tim untuk persiapan rencana pembukaan Dapur umum dari pihak Kemensos. Harap bantuan teman-teman dari NGO atau komunitas untuk bisa mensupport kegiatan tersebut,” ucapnya.
Setelah berkoordinasi dengan BPBD setempat, Tim Reaksi Cepat DMC Ikatek Unhas dan Nindya Karya Peduli juga telah mengaktifasi posko Gabungan di Kampung Daplangu, Desa Kerta Jaya, Kabupaten Pandeglang.
Adapun kebutuhan mendesak untuk warga terdampak gempa antara lain; air minum, terpal untuk emergency shelter, tikar, bahan makanan (mi instan, ikan kaleng, abon, beras).
Minyak telon/minyak kayu putih, perlu tambahan dapur umum karena sebaran kerusakan luas, peralatan masak dan makan.
Hingga berita ini diturunkan, masyarakat masih trauma. Terutama di wilayah Kabupaten Pandeglang pernah terjadi gempa dan tsunami yang terjadi di tahun 2019 lalu.
Sebagian besar warga mengungsi di beberapa tempat dan ada juga yang memilih tinggal di halaman rumah masing-masing.
Salah satunya adalah mbak Dewi anak dari bapak Sahara yang pada peristiwa 2019 dulu sempat luka-luka tergulung ombak tsunami. "Saya trauma Pak kalau ada getaran gempa teringat tsunami dulu,” tuturnya. (*)
