Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

Makassar, Rebut Kembali Legacy Sepak Bola

angan tanggung melahirkan stadion sebab provinsi lain di Indonesia kini tengah berlomba menghadirkan stadion bertaraf internasional.

Editor: AS Kambie
facebook
Anno Suparno 

Ano Suparno
Jurnalis & Mantan Marcom PSM

TRIBUN-TIMUR.COM - 
“Ramang adalah sebuah Kisah tentang Makassar dan Sepak Bolanya”

Tetapi yang namanya kisah, ia hanyalah cerita dan penggalan masa lalu. Sebab masa Kini dan masa depan, telah dipunyai oleh anak anak pada zamannya. Makassar masuk pada kisah tentang Asnawi Bahar Muharram.

Bagi Makassar, Ramang adalah sebuah kisah tentang sepak bola Indonesia. Dari sepakan kaki Ramang, cerita tentang Makassar terhiasi melalui media media internasional lalu dibacai oleh warga dunia.

Memang, Ramang menjelma sebagai sosok pada zamannya, sosok ambasador Makassar. Sehingga dunia mengenal tentang Makassar, Ujungpandang lalu kembali Makassar. Berbicara tentang sepak bola masa lalu tentu terdapat sosok Ramang pada cerita itu.

Sepak bola adalah satu satunya olahraga di dunia yang menjadi marketing bagi sebuah kota atau daerah. Tak ada marketing paling handal dan glamour selain dunia sepak bola. Sehingga tak heran jika beragam negara berlomba lomba memperkuat sepak bolanya. Pada sisi Timnas, liga domestik, stadion dan pembinaan pemain muda.

Seperti yang penulis paparkan pada awal tulisan ini, sebenarnya kota Makassar telah pernah memiliki sosok pesepak bola yang mampu menghantar brand Makassar terbang ke mancanegara.

Namun ketika itu, zaman masih pergolakan sehingga menjadikan sepak bola sebagai marketing Makassar dan Indonesia mengalami hambatan.
Tetapi semangat Ramang dan sederet pesepak bola lainnya yang lahir di Makassar telah menempatkan Legacy Makassar sebagai embrio sepak bola di tanah air. Bukan olahraga lain.

Pula tenggang kota ini yang telah mahirlan klub tertua di tanah air, PSM Makassar. Kota ini juga pernah memiliki stadion tua, Mattoanging Makassar - meskipun kemudian diluluhlantakkan oleh sebuah ambisi tanpa pertimbangan matang dan kesejarahan.

Mengenai stadion itu, kini hanyalah sebuah cerita yang menyedihkan bagi dunia sepak bola kita. Publik sepak bola tau, bahwa sederet rangkaian kisah sepak bola telah lahir dari rumput hijau Mattoanging.

Saya hanya berandai andai, sekiranya pemerintah di daerah ini baik Sulawesi Selatan maupun Makassar konsen dan peduli terhadap dunia sepak bola, membangkitkan kembali heroik sepak bola di Makassar maka saya yakin kota ini, atau provinsi Ini tak mengalami kesulitan untuk menjual daerah. Daerah ini tak mengalami kesulitan memanjakan investasi masuk ke Sulsel.

Tak banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh Andi Sudirman Sulaiman termask Mochammad Ramdhan Pomanto. Cukup memoles kembali pembinaan pemain muda secara profesional dari sisi managemen, fisik dan mengasah otak atau mental. Sebab Sepak bola modern adalah sepak bola tentang isi kepala, mental, fisik dan postur.

Beberapa pengalaman negara lain dalam mencari bibit pemain mereka tentunya tidak semudah membalikan telapak tangan.

Ada sebuah sistem dari pemerintahan mereka yang sedang berjalan. Bukan semata mata lahir dari klub atau SSB. Tetapi terdapat keterlibatan pemerintah yang telah membentuk sistem. Seperti di Jepang, mereka memiliki semacam Blue Print atau kerangka dasar sepak bola. Tidak serba instant.

Saya teringat dengan program walikota Makassar Dhani Pomanto pada awall periode pertamanya sebagai Walikota. Ia menciptakaan program Golorong.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Nikah Massal

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved