Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Lokal Bercerita

Kisah Hasnaini Asal Wajo Tinggal Berdua dengan Cucunya, Bertahan Hidup dengan Gelas Plastik Bekas

Gelas plastik bekas kemasan air mineral itu akan dibersihkan Hasnaini, sebelum dibawa ke pabrik pencacah plastik lalu dikirim ke Makassar.

Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Saldy Irawan
tribun-timur/hardiansyah
Hasnaini (48), sedang membersihkan gelas plastik bekas kemasan air mineral, di Desa Lempa, Kecamatan Pammana, Kabupaten Wajo, Jumat (14/1/2022). 

TRIBUNWAJO.COM, PAMMANA - Karung berisikan gelas plastik bekas kemasan air mineral menumpuk di depan rumah Hasnaini (48) di Desa Lempa, Kecamatan Pammana, Kabupaten Wajo.

Gelas sampah plastik bekas kemasan air mineral itu akan dibersihkan Hasnaini, sebelum dibawa ke pabrik pencacah plastik lalu dikirim ke Makassar.

Membersihkan gelas plastik bekas sudah dilakoni Hasnaini 4 tahun terakhir. Upahnya dihargai sekitar Rp1.500 sampai Rp1.700 rupiah per kilogramnya.

Upah itu pun tak tiap hari bisa didapatkannya.

Sebab, dirinya akan diupah apabila puluhan karung berisikan gelas plastik bekas yang telah dibersihkan Hasnaini ditimbang di pengepul.

"Kalau sudah ditimbang, kadang 100 (ribu) kadang 150 (ribu). Lama dikerja, karena sering menempel-nempel," katanya, saat ditemui di kediamannya, Jumat (14/1/2022).

Sistem kerja Hasnaini hanya menerima gelas plastik bekas yang telah dikumpulkan.

Hasnaini bukanlah tangan pertama dari sistem kerja tersebut. Bukan dirinya yang pergi mencari gelas plastik bekas kemasan air mineral, sebab tak mampu berjalan terlalu jauh dan meninggalkan cucunya.

Hasnaini hanya tinggal berdua dengan cucunya yang bernama Resky (8), yang kini duduk di bangku kelas 2 Sekolah Dasar (SD).

Dirinya tak punya pekerjaan sampingan.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan memenuhi biaya kebutuhan sekolah cucunya, membersihkan gelas plastik bekas kemasan air mineral adalah jalan satu-satunya.

"Tidak ada pekerjaan sampingan, hanya ini. Saya juga tidak bisa ke mana-mana karena ada cucu," katanya.

Dirinya telah berpisah dengan suaminya. Lalu, lima anaknya pergi merantau tanpa pernah memberi kabar. Maka, tinggallah Hasnaini bersama dengan cucunya.

"Satu tahun belakangan baru tinggal di sini (Lempa), dulu tinggal di Atakkae (Sengkang). Tapi masih sering balik ke sana," katanya.

Bila banjir melanda, rumah yang lebih tepat di sebut gubuk itu bakalan terdampak banjir dan dirinya pun kembali ke Atakkae, Sengkang.

Laporan jurnalis Tribun Timur, Hardiansyah Abdi Gunawan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved