Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

TNI

Dulu Desmond Junaidi Mahesa Diculik Kini Jadi Anggota Partai Bentukan 'Bos' Tim Mawar Prabowo

Politisi Partai Gerindra sekaligus mantan aktivis 98, Desmond Junaidi Mahesa yang pernah diculik Tim Mawar.

Editor: Muh Hasim Arfah
kompas.com
Politisi Partai Gerindra sekaligus mantan aktivis 98, Desmond Junaidi Mahesa 

TRIBUN-TIMUR.COM- Siap tak kenal dengan Tim Mawar?

Tim Mawar adalah salah satu pasukan elite dan kecil di dalam TNI AD.

Dalam kasus penculikan aktivis 1997/1998, Komando Pasukan Khusus ( Kopassus ) membuat tim kecil untuk melakukan operasi penculikan tersebut.

Tim kecil ini disebut Tim Mawar, dibentuk karena peristiwa 27 Juli 1996.

Pada tanggal itu, dikenal juga sebagai Peristiwa Kerusuhan 27 Juli 1996 atau Kudatuli.

Kala itu, para preman didukung tentara merampas kantor dan menyerang simpatisan yang mendukung Megawati di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat Tim Mawar bertugas untuk mendeteksi kelompok radikal, pelaku aksi kerusuhan, dan teror.

Pada 18 Januari 1998, terjadi ledakan di Rusun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat.

Baca juga: Pemprov Sulsel Sinergi TNI-Polri Percepat Vaksinasi Lansia dan Anak-anak

Kejadian ini membuat Tim Mawar semakin berpengaruh dalam urusan keamanan.

Tim Mawar menyusun rencana untuk menangkap sejumlah aktivis yang dicurigai terlibat dalam insiden ledakan bom tersebut.

Desmond Junaidi Mahesa adalah seorang aktivis dan pengacara Lembaga Bantuan Hukum Nasional.

Pada 3 Februari 1998, sekitar pukul 09.30 WIB, Kapten Fauzani memerintah Kapten Dadang, Kapten Nugroho, dan Kapten Djaka untuk menangkap Desmond.

Desmond tertangkap ketika ia pergi ke luar kantor sekitar pukul 12.00 siang.

Penangkapan dilancarkan saat Desmond tengah turun dari mikrolet yang ia tumpangi.

Setelah tertangkap, Desmond dalam keadaan tangan terikat dan mata dibalut kain hitam dibawa ke markas Kopassus di Cijantung.

Selama di markas, Desmond banyak menerima siksaan fisik, salah satunya dipukul.

Ia juga dibawa ke sel bawah tanah.

Baca juga: UPDATE Nasib Mayor TNI AL yang Pukul Ojol dan Anak Kecil karena Tak Terima Mobilnya Disalip

Jabat Legislator DPR RI

Desmond Junaidi Mahesa yang lahir 12 Desember 1965 kini sudah menjadi seorang politisi.

Ia bergabung ke Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Ia menjabat wakil ketua komisi III DPR dan menjadi wakil dari daerah pemilihan (dapil) Banten II dengan mengantongi 61.275 suara suara suara suara dalam Pemilu Legislatif 2014.

Sebelumnya, ia duduk di kursi DPR-RI Komisi III wakil dari daerah pemilihan (dapil) Kalimantan Timur dengan mengantongi 13.439 suara suara dalam Pemilu Legislatif 2009.

Ia bergabung dengan mantan Danjen Kopassus sekaligus Pangkostrad, Letjen Purn Prabowo Subianto.

Tim Mawar kembali mencuat setelah Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengangkat jenderal ex prajurit Komando Pasukan Khusus ( Kopassus ), Brigjen TNI, Untung Budiharto untuk menjadi  Pangdam Jaya.

Sehingga, Untung Budiharto  promosi menjadi bintang dua.

Baca juga: Anak Sopir Ojol Juga Dipukuli Anggota TNI AL Ketika Mau Menolong Ayahnya, Wajahnya Memar

Jenderal bintang dua ini merupakan jebolan Akademi Militer atau Akmil 1988 dari kecabangan infanteri.

Usai lulus dari Akmil, Untung memulai karier kemiliterannya melalui Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Dalam catatan perjalanan kariernya, Untung Budiharto masuk dalam daftar eks Tim Mawar bentukan Prabowo Subianto ketika masih aktif dengan pangkat Mayjen.

Tim Mawar adalah tim kecil yang dibuat oleh kesatuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Grup IV, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, 1998.

Tim Mawar ini merupakan dalang dari operasi penculikan para aktivis politik pro-demokrasi.(*)

Baca juga: Sambil Bertelanjang Dada, Oknum TNI Ini Tantang Warga Berduel: Polisi Tak Berhak Tangkap Anggota TNI

Baca juga: Gaji ke-13 dan THR Pensiunan PNS dan Pensiunan TNI Polri Cair Tahun Ini, Berikut Rincian Besarannya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved