Rp1,4 Triliun untuk Infrastruktur Makassar Dua Kali Tambah Lebih Baik
Kita akan benahi pusat kota, yakni kota lama di Jl Sudirman dan sekitarnya, kita akan melalukan perombakan total di lapangan Karebosi.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Abdul Azis Alimuddin
Salah satu infrastruktur yang akan dibangun adalah Mal Pelayanan Publik (MPP) seperti apa itu?
Memang ini sempat menjadi polemik, karena saya menyampaikan lokasinya di Taman Macan, tapi orang tidak tahu di Taman Macan ada ruang yang memang ruang kantor bukan taman, lokasinya ada di ujung, di belakang Telkom.
Jadi kantor lurah yang awalnya ada di Taman Macan akan kita benahi, beberapa kantor di Balai Kota dan yang tersebar di mana-mana akan kita tarik masuk berkantor di MPP.
Pelayan publik seperti perijinan dan pembayaran pajak akan dipusatkan di sana. Makassar memang sejauh ini belum punya MPP.
Tentu akan kita lanjutkan, karena ini akan terintegrasi dengan taman macan.
Sementara kita buat desainnya, Februari kita target sudah bisa ditender. Target semua bangunan monumental kita target di November, karena 19 November adalah HUT Makassar.
Apa hal-hal beda dari infrastruktur Makassar yang akan dihadirkan tahun ini?
Banyak perubahan dalam APBD tahun 2022, misalnya Karebosi, MPP, Makassar virtual center atau Marvec, Makassar KOR City Arena (Macca)
Lalu Sirkuit intenrasional, Kanrerong dan jalan Nikel, 100 lorong wisata, dan revitalisasi pantai Losari, Japparate, dan Commo atau sarana transportasi publik listrik, dan tettere atau sarana jualan UMKM.
Apa tantangan untuk mewujudkan program-program tersebut?
Sejauh ini masih ada kendala dengan SDM kita, karena sementara pak Wali melakukan pembenahan birokrasi, masih banyak jabatan struktural yang kosong, ini menjadi tantangan kita kedepan.
Karena kalau tidak ada pejabat ini tentu tidak ada yang bisa jalan proyek atau kegiatannya. Mudah-mudahan minggu depan bisa selesai.
Tantangan kedua kita butuh dukungan dari masyarakat, tentu kesuksesannya tidak lepas dari dukungan masyarakat, seperti dukungan moril maupun kontribusi pajak dan retribusi.
Tantangan ketiga, karena ini baru di Makassar dimana belanja modal atau pembangunan yang betul-betul kita push, dulunya kita lebih banyak ke belanja barang dan jasa.
Dekarang dengan kondisi pemerintahan Pak Danny periode kedua, Makassar memberi porsi belanja modal sebanyak-banyaknya sekira Rp1,4 triliun, dulunya hanya Rp800 miliar.