Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Virus Corona

Kasus Omicron di Indonesia Makin Banyak, Diprediksi Bisa Capai 60 Ribu Per Hari, Kenali 5 Gejalanya

Prediksi Kementerian Kesehatan RI, kasus harian Varian Omicron di Indonesia bisa mencapai 60 ribu  kasus per hari.

Editor: Muh. Irham
Justin TALLIS / AFP via Tribunnews.com
Ilustrasi varian Omicron - Gambar ilustrasi yang diambil di London pada 2 Desember 2021 menunjukkan empat jarum suntik dan layar bertuliskan 'Omicron', nama varian baru covid 19, dan ilustrasi virus. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Virus corona varian Omicron terus menyebar di Indonesia. Pemerintah memperkirakan penyebaran virus tersebut di Indonesia akan mengalami puncaknya pada bulan Februari mendatang.

Prediksi Kementerian Kesehatan RI, kasus harian Varian Omicron di Indonesia bisa mencapai 60 ribu  kasus per hari.

"Minggu ke-1 atau ke-2 Februari ya (prediksi puncak Omicron). (Kasus harian) sekitar 40.000-60.000 kasus," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Dirjen P2P) Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi kepada wartawan, Selasa (11/1/2022).

Siti Nadia juga mengungkap prediksi kasus harian di Jakarta. Dia menyebut kasus Corona di Jakarta dalam sehari bisa mencapai 21 ribu.

"Perkiraan bisa 21.000 (kasus)," kata Siti Nadia menjawab pertanyaan soal perkiraan puncak kasus COVID-19 di Jakarta.

Siti menyebut kondisi pandemi akan kembali normal 2 minggu setelah puncak. Hal itu, kata dia, berdasarkan pengalaman di negara lain.

Baca juga: Sulsel Mulai Siaga Varian Omicron, Curhat Dinkes: Kita Belum Punya Alat Pendeteksi

Baca juga: Ashanty Terinfeksi Covid-19 Varian Omicron Saat Pulang Liburan di Turki, Kemenkes Ungkap Fakta

"Dia hanya butuh waktu 2 minggu ya untuk kembali normal. Kalau lihat di negara-negara lain ya," jelasnya.

Lebih lanjut, Siti meminta masyarakat untuk melakukan testing dini jika merasa sakit. Dia juga mengimbau warga tidak keluar negeri.

"Perkuat prokes, testing dini kalau merasa sakit, segera vaksinasi, tidak keluar negeri," jelasnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta warta tak panik meskipun Indonesia bersiap menghadapi gelombang Omicron. Budi menyebut pemerintah telah mempersiapkan sejumlah hal untuk menghadapi lonjakan itu.

"Kembali lagi kita akan menghadapi gelombang dari Omicron ini, tidak usah panik, kita sudah mempersiapkan diri dengan baik dan pengalaman menunjukkan walaupun naiknya cepat, tapi gelombang Omicron ini juga turunnya pun cepat," kata Budi saat jumpa pers virtual, Senin (10/1).

Guna mencegah penularan Omicron, Budi mengingatkan warga untuk taat protokol kesehatan. Dia juga mengajak warga untuk mengikuti vaksinasi.

Baca juga: Kenali Perbedaan Gejala Covid-19 Bagi Orang yang Sudah Divaksin dan Belum Disuntik, Termasuk Bersin

"Sehingga yang penting jangan lupa jaga prokes, disiplin juga melakukan surveilans dan yang paling penting percepat vaksinasi rekan-rekan kita, keluarga kita yang belum mendapatkan vaksinasi," jelasnya.

Gejala varian Omicron

1. Sakit kepala

Menurut studi yang diterbitkan di Journal of Headaches and Pains, sakit kepala merupakan salah satu gejala Covid-19. Peneliti menemukan gejala ini cenderung bertahan selama tiga hari atau lebih, di mana pasien merasa nyeri sedang hingga parah di kedua sisi kepala meski telah meminum obat.

“Covid-19 mungkin virus yang secara langsung memengaruhi otak. Atau bisa juga karena sakit, seperti dehidrasi atau kelaparan karena tidak makan dan minum secara normal,” ujar profesional kesehatan dari Zoe Covid Symptom Study (aplikasi yang mempelajari gejala Covid-19).

2. Nyeri di seluruh tubuh

Baca juga: Omicron 5 Kali Lebih Menular Dibanding Varian Delta, Ini 3 Upaya Pencegahan Hindari Risiko Terburuk

Berbagai keluhan nyeri dilaporkan dalam salah satu penelitian terhadap pasien Covid-19 yang dilakukan di Indonesia. Para peneliti mencatat gejala Covid-19 yang dirasakan responden antara lain nyeri otot, nyeri sendi, sakit perut, hingga nyeri pada testis.

"Nyeri otot ini menghentikan mereka dari melakukan tugas sehari-hari," ungkap penulis studi. 

3. Kelelahan

Sebuah studi menemukan, bahwa kelelahan adalah gejala yang sangat umum dalam kasus Long Covid-19. Para peneliti menggambarkannya pasien yang bergejala parah menunjukkan tanda kelelahan fisik dan mental. Seperti yang sudah kita tahu, kelelahan fisik dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari.

Seseorang dengan kelelahan fisik akibat terpapar Covid-19 mungkin merasa sulit secara fisik untuk melakukan hal yang biasanya dilakukan.

Sedangkan kelelahan mental adalah kondisi medis ketika seseorang merasa lelah secara emosional, yang mengganggu fungsi kognitif hingga produktifitas.

4. Pilek

Selain itu, pilek juga disebut sebagai salah satu gejala Covid-19, termasuk yang disebabkan varian Omicron.

Sementara, studi yang dilakukan Zoe Covid, melaporkan bahwa hampir 60 persen orang positif corona disertai anosmia juga merasakan pilek.

“Pilek dan sakit kepala adalah gejala dari banyak infeksi, tetapi mungkin juga merupakan gejala pertama Covid,” jelas profesor epidemiologi dan kesehatan di University College London Irene Petersen.

5. Sakit dan gatal di tenggorokan

Sebuah penelitian di Mesir menunjukkan, bahwa sakit tenggorokan adalah gejala umum dari infeksi virus corona.

Para ahli mengamati 120 orang yang terinfeksi Covid-19, kemudian melaporkan bahwa 30 persen dari mereka merasakan sakit tenggorokan.

Data dari aplikasi Zoe Covid menemukan sakit tenggorokan umumnya dilaporkan pada orang dewasa berusia antara 18 hingga 65 tahun, dan cenderung menjadi gejala ringan yang biasanya berlangsung selama 5 hari.

Dr Coetzee yang pertama kali mengidentifikasi varian Omicron di Afrika Selatan mengatakan, banyak pasien yang telah terpapar varian virus baru ini mengalami gatal aneh di tenggorokan.

Hal ini mungkin akan menyebabkan iritasi dan nyeri saat menelan makanan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved