Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Makassar

Pelajar SMP di Makassar Buat Konten Kekerasan Agar Viral, Disdik Miris, Kepsek Klaim Video Dipotong

Ia meluruskan, apa yang ditonton dan dilihat di sosial media tak seperti itu, dalam pembuatan konten tersebut ada beberapa potongan video yang diambil

Penulis: Siti Aminah | Editor: Muhammad Fadhly Ali
Tribun Timur/Siti Aminah
Kepala Sekolah SMP 13 Ramli (kiri), Kepala Dinas Pendidikan, Muhyiddin (tengah), Kepala Sekolah SMP 21, Marwis (kanan). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Edukasi terkait penggunaan sosial media perlu ditingkatkan, utamanya bagi anak-anak.

Baru-baru ini, sekumpulan pelajar SMP di Kota Makassar membuat konten kekerasan.

Video tersebut tersebar di dunia maya, dan telah menjadi konsumsi publik. Jika ditonton oleh anak atau pelajar lainnya, maka akan berdampak buruk.

Mulanya, video tersebut dianggap sebagai kasus kekerasan yang melibatkan pelajar antar SMP 21 Makassar dan SMP 13 Makassar.

Namun usai diklarifikasi oleh Dinas Pendidikan bersama Kepala Sekolah dan orangtua siswa, rupanya hanya konten semata yang akan diunggah ke sosial media 

Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Muhyiddin mengaku miris dengan kejadian tersebut.

Pihaknya telah mempertemukan para siswa, orangtua, hingga kepala sekolah SMP 13 dan SMP 21 Makassar. 

Bertempat di Ruang Kepala Sekolah SMP 21 Makassar, Jl Jipang Raya, Makassar.

Ia meluruskan, apa yang ditonton dan dilihat di sosial media tak seperti itu, dalam pembuatan konten tersebut ada beberapa potongan video yang diambil oleh siswa bersangkutan.

Hanya saja yang viral hanya potongan video kekerasan tersebut.

"Video itu kan sepotong, sesungguhnya yang muncul hanya kekerasannya, padahal tidak seperti itu," ucapnya saat ditemui di SMP 21 Makassar, Selasa (21/1/2022).

Bukti bahwa video tersebut hanyalah konten, yakni ada beberapa potongan video dimana korban dan pelaku meminta istirahat sejenak, sembari ingin minum atau makan agar bertenaga.

"Ini adalah konten, setelah klarifkasi dengan orang tuanya, ini kan ada lucunya, jadi pada saat anak ini buat video, ada yang bilang mau minum dulu makan dulu supaya kuat, ini kan konten," jelasnya.

Muhyiddin menjelaskan, pelajar merasa sangat antusias menyambut pembelajaran tatap muka (PTM), sehingga mereka berinisiatif untuk membuat konten.

Hanya saja, mereka membuat konten yang berbahaya, yang menimbulkan persepsi negatif.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved