Matahari Buatan
Matahari Buatan China Berhasil Diluncurkan, Panasnya Lima Kali Lebih Besar dari Matahari Asli
Ilmuwan Tiongkok berhasil menciptakan matahari buatan yang panasnya lima kali lebih besar dari matahari asli.
Pembangunan reaktor eksperimental tersebut membutuhkan waktu setidaknya 10 tahun. Reaktor ini akan menggunakan medan magnet yang sangat kuat untuk menampung gas atau plasma panas.
Tantangan serius pengembangan 'matahari buatan' Dibangunnya CFETR bertujuan untuk memecahkan masalah teknik yang terlibat dalam pembangunan pembangkit listrik komersial.
Di antaranya digunakan seperti untuk menjaga gas panas tetap menyala selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, serta struktur bangunan yang cukup tahan lama untuk menampungnya.
Kendati demikian, proyek ambisius Negeri Panda tersebut menghadapi dua ketidakpastian. Pertama, para ilmuwan tidak mengetahui berapa lama bisa menjaga reaktor itu tetap menyala.
Baca juga: Anda Berada di Wilayah ini? Bisa Lihat Gerhana Matahari Total Terjadi 4 Desember 2021, Ini Waktunya
Reaktor komersial perlu dijalankan bertahun-tahun bahkan hingga puluhan tahun. Oleh karena itu, para peneliti mencoba menemukan solusi itu di Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) di Hefei.
Ketidakpastian lainnya terkait panas dari 'matahari buatan' tersebut. Pabrik fusi komersial harus beroperasi minimal 10 kali dari suhu inti matahari.
Reaktor HL-2M mampu mencapai panas hingga 200 derajat Celcius dan merupakan satu-satunya fasilitas di China yang mampu mensimulasikan panas tersebut.
Bersama dengan EAST, maka fasilitas baru ini dinilai dapat membantu para ilmuwan fusi China untuk mencoba memecahkan sejumlah tantangan besar untuk CFETR yang diharapkan dapat mulai beroperasi pada tahun 2035.
Ilmuwan utama proyek reaktor fusi nuklir HL-2M, Zhong Luwu dari Southwestern Institute of Physics mengatakan pada China National Radio, bahwa perangkat tersebut menggunakan beberapa teknologi paling canggih yang ditemukan di China.
Zhong mengatakan bahwa HL-2M dapat menahan pemboman berulang oleh partikel limbah yang dapat dihasilkan oleh gas panas, yang membawa energi dalam jumlah besar.
Akan tetapi, profesor fisika nuklir, Wang Yugang, dari Peking University mengatakan beberapa partikel radioaktif yang dihasilkan oleh reaksi fusi nuklir tidak dapat dibendung oleh medan magnet HL-2M.
"Tidak apa-apa untuk dioperasikan dalam jangka pendek," kata Wang.
Dia menambahkan bahwa tidak ada bahan buatan manusia yang dapat menahan kerusakan kumulatif dari partikel subatom selama beberapa tahun atau dekade.
"Butuh waktu lama untuk menemukan (bahan yang tepat," imbuh Wang. Energi fusi nuklir telah lama diharapkan dapat mengatasi masalah kekurangan energi, yang secara teori, hidrogen dari air laut dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Untuk diketahui, pengembangan fusi nuklir sebagai sumber energi alternatif telah dimulai sejak tahun 1960-an hingga 1990-an.