Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Matahari Buatan

Matahari Buatan China Berhasil Diluncurkan, Panasnya Lima Kali Lebih Besar dari Matahari Asli

Ilmuwan Tiongkok berhasil menciptakan matahari buatan yang panasnya lima kali lebih besar dari matahari asli.

Editor: Muh. Irham
int
Ilustrasi perbandingan matahari buatan China dengan matahari yang asli 

“Lima tahun dari sekarang, kami akan mulai membangun reaktor fusi, yang akan membutuhkan pembangunan lagi selama 10 tahun,” ujarnya.

“Setelah itu dibangun, kami akan membangun pembangkit listrik dan mulai menghasilkan listrik sekitar 2040,” tambah Song.

Mengenal Matahari Buatan Milik China

Reaktor fusi nuklir yang disebut China sebagai 'matahari buatan' berhasil dinyalakan untuk pertama kalinya. Seperti dikabarkan media pemerintah setempat dan dilansir dari AFP, pada Jumat (4/12/2020), keberhasilan tersebut menandai kemajuan besar penelitian tenaga nuklir di negeri Tirai Bambu ini.

Reaktor yang disebut HL-2M Tokamak itu merupakan perangkat penelitian eksperimental fusi terbesar dan tercanggih di China.

Baca juga: Jangan Asal Beli, Kenali Kelebihan dan Kekurangan Kendaraan Tenaga Surya

Seperti diberitakan Kompas.com, Senin (7/12/2020), perangkat tersebut diharapkan berpotensi membuka sumber energi bersih yang kuat.

Para ilmuwan mengungkapkan bahwa reaktor fusi nuklir tersebut menggunakan medan magnet yang kuat untuk memadukan plasma panas yang dapat mencapai suhu hingga lebih dari 150 juta derajat Celcius, seperti dikabarkan surat kabar People's Daily.

Dengan demikian, artinya panas yang dihasilkan oleh reaktor tersebut sekitar 10 kali lebih panas dari inti matahari yang suhunya bisa mencapai sekitar 15 juta derajat Celcius.

Tak heran apabila reaktor yang berada di Provinsi Sichuan itu kemudian dijuluki sebagai 'matahari buatan'. Bagi China, reaktor HL-2M Tokamak ini dapat membantu mereka mencapai target produksi energi fusi yang akan dikomersialkan pada tahun 2050.

Lantas apa itu fusi nuklir dan apa manfaatnya?

Personel teknis memeriksa perangkat <a href='https://makassar.tribunnews.com/tag/fusi-nuklir' title='fusi nuklir'>fusi nuklir</a> HL-2M <a href='https://makassar.tribunnews.com/tag/china' title='China'>China</a>, yang dikenal sebagai matahari buatan, di laboratorium penelitian di Chengdu, Provinsi Sichuan, <a href='https://makassar.tribunnews.com/tag/china' title='China'>China</a>, pada Jumat (4/12/2020). <a href='https://makassar.tribunnews.com/tag/china' title='China'>China</a> berhasil menyalakan matahari buatan untuk pertama kalinya, menandai kemajuan besar dalam kemampuan penelitian tenaga nuklir negara itu.

Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), fusi nuklir adalah sumber energi bintang. Akan tetapi untuk menciptakan kembali proses itu di Bumi dan menjaganya agar tidak meledak adalah tantangan yang serius.

Sebab, gas panas yang dibentuk oleh fusi atom dapat membakar atau melelehkan semua yang tersentuh.

Sedangkan reaksi nuklir menghasilkan sejumlah besar partikel berkecepatan tinggi yang dapat merusak bangunan atau jaringan manusia jika tidak memuat dengan benar.

Kendati demikian, terlepas dari tantangan serius ini, China dapat melanjutkan pembangunan China Fusion Engineering Test Reactor (CFETR) paling cepat tahun depan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved