Alasan Luhut Pandjaitan Tunjuk Anak Makassar Rachmat Kaimuddin Eks CEO Bukalapak Jadi Penasihatnya
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan Rachmat Kaimuddin (42) sebagai Technology Sustainability
TRIBUN-TIMUR.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan Rachmat Kaimuddin (42) sebagai Technology Sustainability Development Special Advisor pada kementerian yang dipimpinnya.
Pengumuman ini disampaikan melalui pers virtual, Senin (3/1/2022).
Rachmat Kaimuddin sebelumnya adalah mantan CEO atau Direktur Utama PT Bukalapak Tbk (BUKA).
Lalu, apa alasan Luhut Pandjaitan merektur Rachmat Kaimuddin?
"Pengalaman saudara Rachmat (Kaimuddin) sebagai pemimpin di bidang teknologi dan sustainability development merupakan poin penting (dalam mengemban jabatan ini)," kata Luhut Pandjaitan.
Sebelumnya, Rachmat Kaimuddin mengundurkan diri per Selasa (28/12/2021) lalu.
"Bukalapak telah menerima surat pengunduran diri dari Direktur Utama Bukalapak, Rachmat Kaimuddin pada tanggal 28 Desember 2021 yang akan berlaku efektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku," kata VP Corporate Secretary Bukalapak.com, Perdana Arning Saputro, Rabu (29/12/2021).
Rachmat Kaimuddin, pria kelahiran Makassar, 15 April 1979 itu, juga telah menyampaikan alasan pengunduran diri.
"Berdasarkan informasi dari surat pengunduran diri, Rachmat Kaimuddin berencana akan melakukan pengabdian negara dengan bekerja untuk pemerintah," kata Perdana Arning Saputro menambahkan.
Terkait dengan pengunduran diri tersebut, Perdana Arning Saputro menyebutkan, Rachmat Kaimuddin saat ini masih menduduki posisi sebagai CEO Bukalapak.com selama proses transisi kepemipinan perusahaan.
Adapun Teddy Oetomo, Natalia Firmansyah, dan Willix Halim tetap menjabat sebagai Direktur Bukalapak.com.
"Segenap Dewan Komisaris dan Manajemen Bukalapak menyatakan penghargaan tertinggi serta apresiasi atas kontribusi Rachmat Kaimuddin selama 2 tahun ini," ucap Perdana Arning Saputro.
Sebelumnya diberitakan, CEO PT Bukalapak.com Tbk, Rachmat Kaimuddin mengajukan pengunduran diri dari jabatannya.
Perdana Arning Saputro melalui surat kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip di Jakarta, Rabu, menyampaikan Bukalapak.com telah menerima surat pengunduran diri Rachmat Kaimuddin selaku Direktur Utama pada 28 Desember 2021.
"Permohonan pengunduran diri tersebut akan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku," ujarnya dalam surat ke BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tersebut seperti dikutip dari Antara, Rabu (29/12/2021).
Emiten bersandi BUKA itu tidak menjelaskan alasan pengunduran diri Rachmat Kaimuddin sebagai pimpinan perusahaan.
"Tidak terdapat yang secara material yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha dan kelangsungan usaha perseroan, penyampaian keterbukaan informasi ini merupakan pemenuhan kewajiban berdasarkan POJK No 31 dan Pasal 8 ayat (2) Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014," ujar Perdana Arning Saputro.
Seangkatan AHY
Rachmat Kaimuddin adalah orang baru di bisnis e-commerce.
Dia baru menggeluti bisnis e-commerce dalam 2 tahun terakhir, dimana sebelumnya dia memimpin holding company dan perbankan.
Alumnus Massachusetts Institute of Technology (Bsc) dan Stanford Graduate School of Business (MBA) bercerita tentang Bukalapak, perusahaan bervaluasi 7,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 110,2 triliun (pemberitaan Forbes, Agustus 2021), saat berkunjung di kantor Tribun-Timur.com, di Jl Cenderawasih nomor 430, Makassar, Sulsel, Senin (22/11/2021) siang.
Dia bersama Head of Communication and Sustainability Bukalapak, Herry Cahyono.
Rachmat Kaimuddin berkisah, sebelum bergabung di raksasa unicorn e-commerce global asal Indonesia ini, ibunya Andi Harliah Patunru (66), bertanya soal pekerjaan barunya di perusahaan dangan 6,6 juta pelapak dan 8,7 juta Mitra Bukalapak itu.
Baca juga: CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin Ditanya Ibunya Apa Kerjamu, Nak? Dijawab Cuma Pengelola Pasar, Ma
Pelapak adalah individu atau kelompok orang yang menjual produknya di Bukalapak, sedangkan Mitra Bukalapak adalah penjual offline beberapa kategori produk yang ada di Bukalapak.
"Saya ini (ibarat) pengelola pasar-ji, Ma (mama). Yang atur ukuran lapak, jaga kebersihan pasar, atur biar transaksi pedagang dan pembeli tetap adil, dan tidak saling merugikan," kata Rachmat Kaimuddin menjelaskan kerja barunya sebagai pengganti Achmad Zaky, CEO Bukalapak, per 2020 lalu.
Perumpamaan pengelola pusat transaksi pelapak atau "mandor pasar" ini digunakan putra ketiga dari empat saudara ini, sebab ibunya sejak awal tahun 1990-an, menjadi single parent dengan jadi pedagang dan tukang cicil pakaian di kerabat, sahabat, dan tetangganya di Jl Mappaouddang, Kecamatan Mamajang, selatan Kota Makassar.
Hingga sebelum pandemi, bisnis jualan pakaian itu masih dijalankan sang ibu dari rumah.
Kaimuddin Bausat, sang ayah, meninggal saat Rachmat Kaimuddin duduk di bangku kelas I SMP.
Ditinggal sang ayah sejak remaja tak membuat Rachmat Kaimuddin putus semangat.
Setamat SMP, dia berangkat ke Magelang, Jawa Tengah untuk sekolah di SMA Taruna Nusantara, salah satu sekolah terbaik di Indonesia.
Dia menjadi siswa/taruna selama 3 tahun, 1994 hingga 1997 dan ternyata seangkatan dengan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (TN 5).
Ia tercatat pernah mewakili Indonesia dalam ajang Olimpiade Kimia Internasional (/IChO) di Vancouver, Canada.
• Dulu Seletting Agus Harimurti Yudhoyono di Taruna Nusantara, Kini Rachmat Kaimuddin CEO Bukalapak
Kelak, ia dipercaya oleh almamaternya sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara (Ikastara) periode 2014–2017.
Setelah tamat SMA, dia berangkat ke Amerika Serikat untuk kuliah S1 hingga S2.
Lulus kuliah pada 2001, Rachmat Kaimuddin awalnya bekerja sebagai insinyur desain perangkat keras selama setahun di Teradyne Inc, Amerika Serikat (AS).
Pada 2003, ia pulang ke Indonesia dan menjadi senior associate di firma manajemen konsultan Boston Consulting Group untuk kawasan Asia Tenggara selama tiga tahun.
Saat tengah mengambil kuliah MBA di AS, ia mulai tertarik dengan dunia investasi.
Pada 2007, ia mengikuti program magang musim panas International Finance Corporation (IFC) World Bank di Jakarta.
Rachmat Kaimuddin menjabat sebagai Principal Quvat Management sejak 2008 hingga 2011 dan Chief Financial Officer (CFO) PT Cardig Air Services Indonesia sejak 2009 hingga 2011.
Selama setahun berikutnya, ia menempati posisi Group CFO PT Amstelco Indonesia Tbk.
Pada 2012, Rachmat Kaimuddin dipercaya menjadi Penasihat Dewan Direksi PT Toba Bara Sejahtera Tbk.
Dari 2012 hingga 2014, ia duduk sebagai Wakil Presiden Baring Private Equity Asia, perusahaan ekuitas privat yang relatif baru beroperasi di Indonesia.
Di posisinya, ia bertanggung jawab mencari berbagai peluang investasi di Indonesia dan menjaga hubungan antara Baring dan perusahaan portofolionya.
Setelah itu, ia bergabung dengan perusahaan Bosowa Corp, milik Aksa Mahmud sejak Juni 2014 hingga Juni 2018.
Selama di Bosowa, ia menjadi Direktur PT Bosowa Corporindo.
Ia juga merangkap sebagai Komisaris Bank Bukopin dan Managing Director PT Semen Bosowa Maros (sejak November 2016).
Pada Mei 2018, setelah empat tahun menjabat komisaris Bank Bukopin, ia dipromosikan menjadi Direktur Keuangan dan Perencanaan.
Menurut Kontan, ia dilirik oleh para pemegang saham untuk masuk jajaran direksi karena dianggap berhasil menjaga arah Bank Bukopin selama menjabat komisaris.
Ia merupakan yang termuda di antara direktur lainnya dan Kumparan menyebut kehadirannya "menjadi darah segar".
Seiring masuknya Rachmat Kaimuddin, Bank Bukopin melakukan fundraising Rp1,5 triliun melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
Fundraising ini membuat KB Kookmin Bank asal Korea Selatan tertarik menjadi salah satu pemegang saham utama.(kompas.com/tribun-timur.com)