Proyesk 2022 Forum Dosen
Sudirman Numba:Data Statistik Kaburkan Angka Indikator Kontribusi Hasil Pertanian yang Berubah Wujud
Data statistik memang seringkali mengaburkan angka indikator kontribusi ketika hasil pertanian telah berubah wujud akibat adanya sentuhan industri
Oleh: Dr Sudirman Numba
Dosen Pertanian UMI/Sekretaris DPD HKTI Sulsel
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Disadari atau tidak, pandemi covid telah merubah bahkan merusak berbagai tatanan di berbagai kehidupan masyarakat.
Semua sektor kehidupan terdampak pandemi Covid-19.
Sosial, kesehatan, hingga ekonomi mengalami dampak yang luar biasa.
Dampak pandemi covid dengan sangat nyata berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi bangsa, terutama yang berhubungan dengan sektor industri, pariwisata, dan sektor jasa lainnya.
Satu-satunya sektor yang tetap menunjukkan performa pertumbuhan yang baik adalah sektor pertanian.
Meski awalnya kebijakan PSBB oleh pemerintah membuat kekhawatiran terhadap ketersediaan bahan pangan, kekhawairan ini tak terjadi.
Kuatnya daya dukung sektor pertanian pada pertumbuhan ekonomi seharusnya memberikan penyadaran baru bagi penentu kebijakan untuk tidak melihat sebelah mata kontribusi sektor pertanian terhadap ketahanan ekonomi bangsa.
Apalagi data tentang jumlah rakyat miskin masih dominan mereka yang bekerja di sektor pertanian.
Data statistik memang seringkali mengaburkan angka-angka indikator kontribusi ketika hasil pertanian telah berubah wujud akibat adanya sentuhan di industri pengolahan hasil sektor pertanian.
Terlepas dari itu semua, sangat disayangkan ketika sektor pertanian ini diakui sebagai sektor strategis namun kebijakan pemerintah terhadap perbaikan nasib petani sebagai pemain utama di sektor pertanian juga belum tampak secara nyata, yang seolah pandemi covid ini tidak pernah ada.
Petani masih terus jadi profesi yang berasosiasi dengan kemiskinan.
Petani masih harus jadi korban dari kebijakan harga pangan murah.
Petani masih harus menjadi bemper bagi ketersediaan pangan nasional.
Upaya pemerintahan dengan program bantuan subsidi sarana produksi juga tidak menjadi otomatis berpengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakat petani akibat harga yang sering anjlok saat mereka panen raya.
Bahkan sebaliknya menjadikan petani tidak semangat untuk berinovasi dengan teknologi padat modal dengan pendekatan bisnis dalam kegiatan usaha taninya.