Ini Alasan Ketua Dewan Pendidikan Sulsel Khawatir Penerapan Kurikulum Prototipe 2022 Mati Suri
Ketua Dewan Pendidikan Sulsel Dr Adi Suryadi Culla menyatakan perubahan kurikulum setiap saat bisa dilakukan dan diadaptasi sesuai perkembangan zaman.
Penulis: M Yaumil | Editor: Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM - MAKASSAR - Pemerintah akan menerapkan kurikulum prototipe dan kurikulum darurat oleh sekolah yang berminat menerapkannya pada tahun ajaran 2022.
Pada tingkat sekolah menengah atas (SMA), kurikulum prototipe tidak mengotakkan siswa berdasarkan jurusan ilmu pengetahuan alam (IPA), ilmu pengetahuan sosial (IPS), dan Bahasa.
Namun melalui kurikulum ini, siswa kelas XI dan XII bisa memilih kombinasi mata pelajaran sesuai minat mereka.
Kurikulum prototipe sebenarnya sudah diujicobakan di sekitar 2.500 sekolah yang terlibat dalam Progam Sekolah Penggerak.
Kepala Badan Standar Kurikulum dan Assesmen Pendidikan Kemendikbud Ristek Anindito Aditomo menyatakan kerangka kurikulum pada kurikulum prototipe lebih fleksibel dan fokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi siswa.
"Misalnya, siswa yang ingin menjadi insinyur boleh mengambil matematika lanjutan dan fisika lanjutan, tanpa mengambil biologi," kata Nino.
"Ia boleh mengombinasikannya dengan mata pelajaran IPS, bahasa, dan kecakapan hidup yang selaras dengan rencana kariernya," ujar Nino menambahkan.
Baca juga: Indah Putri Perempuan Inspirator Bidang Pendidikan, Priska Adnan Percepatan Vaksinasi di Sulsel
Baca juga: Ketua PKK Takalar Raih Penghargaan Perempuan Inspirator Bidang Pendidikan, Prestasinya?
Kebijakan kurikulum prototipe merupakan kelanjutan kebijakan pembelajaran yang diluncurkan Agustus 2020 lalu sebagai respons terhadap pandemi Covid-19.
Nah, pada 2022 ini kedua kurikulum itu menjadi opsi yang bisa dipilih sekolah untuk diterapkan. "Karena sifatnya opsional, kurikulum prototipe tidak disebut sebagai kurikulum 2022," jelasnya.

"Kurikulum prototipe hanya akan diterapkan di satuan pendidikan yang berminat untuk menggunakannya sebagai alat untuk melakukan transformasi pembelajaran," kata Nino.
Terobosan Penting
Terkait hal tersebut, Ketua Dewan Pendidikan Sulsel Adi Suryadi Culla menyatakan perubahan kurikulum setiap saat bisa dilakukan dan diadaptasi sesuai perkembangan zaman.
Menurutnya, perubahan itu dilakukan secara bertahap, tentunya butuh waktu dan proses penyempurnaan kurikulum sebelumnya.
Culla menambahkan, Kemendikbudristek mempunyai ide yang bagus, dalam arti, kurikulum ini berbeda dengan sebelumnya, khususnya terkait penghapusan IPA-IPS.
"Ini sebuah terobosan penting jika dilihat dari segi konsep, tapi belum ada jaminan terkait keberlanjutan kebijakan ini," katanya dalam ngobrol virtual (Ngovi) bertema 2022, SMA Tanpa IPA-IPS, Jumat (31/12) sekira pukul 16.00 Wita.