Tribun Makassar
Ketua PP IPM Sebut Banyak Pelajar Kehilangan Arah karena Tak Berorganisasi
Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Bidang Kajian Ilmu Pengetahuan, Riandy Prawita menjadi narasumber dalam podcast Tribun Timur.
Penulis: Arwin Ahmad | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Bidang Kajian Ilmu Pengetahuan, Riandy Prawita menjadi narasumber dalam podcast Tribun Timur.
Riandy yang berkunjung ke Sulawesi Selatan, berbagi ilmu dan pengalaman di studio Tribun Timur, Rabu (29/12/2021) siang.
Tema podcast, Pelajar, Organisasi dan Digitalisasi.
IPM merupakan salah satu organisasi sayap Muhammadiyah.
Berdiri di tahun 1961 atau sekitar 60 tahun yang lalu.
Basis massanya, adalah pelajar mulai usia 12 tahun sampai 24 tahun.
"Ini merupakan organisasi sayap Muhammadiyah yang basis massa pelajar mulai dari usia 12 sampai 24 tahun," kata Riandy dalam podcast dipandu host Tribun, Kinan Aulia.
IPM bukan merupakan organisasi kecil.
Organisasi ini mencakup seluruh pelajar Muhammadiyah di Indonesia.
"Jumlah basis massa IPM bisa dihitung dari jumlah pelajar SMP, SMA SMK Muhammadiyah sebagai simpatisan," ucap Riandi.
Dalam kesempatan itu juga ia mengajak pelajar untuk berorganisasi.
Menurutnya, saat ini banyak pelajar yang kehilangan arah karena tidak berorganisasi.
"Banyak sekali pelajar yang detik ini kehilangan arah kalau misalnya tidak memakai organisasi, tidak menggunakan dan tidak masuk organisasi," ujarnya.
"Karena organisasi ini merupakan awal mula kita. Nanti kita akan mengetahui semakin banyak tempat, semakin banyak tahu karakter orang," lanjutnya.
Ia meyakini, pelajar yang berorganisasi, akan cepat menjadi orang sukses.
Lanjutnya, di tengah era digital 4.0 ini, pelajar juga diminta untuk mengikuti zaman.
"Pelajar juga diminta mengikuti perkembangan zaman," ucapnya.
Di penghujung acara, Riandy menyatakan IPM punya peran yang besar bagi pelajar Indonesia.
Termasuk memberi influence dan pengaruh kepada pelajar lainnya.
"Pelajar IPM diminta meng-influence dan meng-hegemoni pelajar lainnya," jelasnya. (*)