Tagar #JogjaTidakAman Trending di Twitter Usai Pemotor Jadi Korban Klitih, Apa Itu Klitih?
Tagar #JogjaTidakAman muncul usai seorang pengendara motor mengaku sebagai korban klitih di daerah underpass Jalan Kaliurang, Yogyakarta.
TRIBUN-TIMUR.COM - Tagar #JogjaTidakAman trending topik di Twitter, Selasa (28/12/2021).
Tagar #JogjaTidakAman muncul usai seorang pengendara motor mengaku sebagai korban klitih di daerah underpass Jalan Kaliurang, Yogyakarta.
Pengendara motor perempuan yang mengaku korban klitih membagikan pengalamannya di Twitter melalui akun @kinderpoyyy pada Senin (27/12/2021).
Baca juga: Santuy Banget! Penumpang Ini Curi Laptop di KRL dan Langsung Kabur
Baca juga: UPDATE Kasus Subang: Ada Apa? Yoris Tinggalkan Danu & Kini Gabung di Pihak Yosef, ini Kata Pengacara
Dia menceritakan, ketika sedang berkendara, pelaku yang menggunakan motor mendekatinya dari sebelah kiri dan memegang tangan korban.
Ternyata tangan korban disayat benda tajam hingga melukai lengannya.
Tahun lalu, klitih juga pernah viral di media sosial hingga muncul tagar #DIYdaruratklitih.
Apa itu klitih hingga tagar #JogjaTidakAman trending di Twitter?
Dilansir dari pemberitaan Kompas.com (14/1/2020) kata klitih adalah bentuk kata ulang yaitu klitah-klitih yang bermakna jalan bolak-balik agak kebingungan.
Hal tersebut berdasarkan Kamus Bahasa Jawa SA Mangunsuwito yang dijelaskan di Harian Kompas pada 18 Desember 2016.
Pranowo pakar bahasa Jawa sekaligus Guru Besar Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta menjelaskan bahwa klithah-klithih masuk kategori dwilingga salin suara atau kata ulang berubah bunyi seperti pontang-panting dan mondar-mandir.
Namun ia mengartikan klithah sebagai keluyuran yang tak jelas arah.
”Dulu, kata klithah-klithih sama sekali tidak ada unsur negatif, tapi sekarang dipakai untuk menunjuk aksi-aksi kekerasan dan kriminalitas. Katanya pun hanya dipakai sebagian, menjadi klithih atau nglithih yang maknanya cenderung negatif,” kata Pranowo.
Muncul tahun 1990-an
Istilah klitih marak di pemberitaan media sekitar tahun 2016.
Saat itu tercatat ada 43 kasus kekerasan yang melibatkan remaja.