PLN UIP SULAWESI
SUTT 150kV Andoolo-Kasipute 'Energize'! PLN Makin Dekat Wujudkan Net Zero Emmision di Tahun 2026
-PT PLN (Persero) Unit induk Pembangunan (UIP) Sulawesi melalui Unit Pelaksana Proyek (UPP) Sulawesi Tenggara berhasil melaksanakan Energize di Sultra
Ia menyatakan, sebelum tergerus aliran sungai Budong budong jarak tower ke bibir sungai sangat jauh.
Akan tetapi, karena erosi cukup besar mengakibatkan fondasi tower menjadi terendam oleh aliran sungai.
"Hal itu sangat berbahaya maka perlu perbaikan pada Tip 338, 389 dan Tip 273, meski yang terendam aliran sungai itu 3 (tower tetapi yang perlu di perbaiki sebanyak 4 tapak tower dengan panjang lintasan jaringan mencapai 2,1km," katanya via rilis, Kamis (23/12/2021).
Menurut Adrian, melanjutkan, empat tower diperbaiki karena perlu ada penyesuaian antara tower sebelum dan sesudah terendam aliran sungai.
Empat tower tersebut terdapat beberapa tower yang mengalami pergeseran lokasi, perubahan tipe dan ketinggian tower seperti pada tower TIP 389 yang mulanya AA+12 menjadi BB+15.
Tipe tower menunjukkan kemiringan sudut antara tower di belakang dan depannya.
"Total pengerjaan ini memerlukan waktu selama lima bulan, karena kami perlu melaksanakan survey ulang menentukan lokasi dan jalur terbaik," tukasnya.
Manager UPP Sulsel Rahmat Nichol Fauzen menerangkan, pergeseran dan perubahan jalur membuat tim PLN melaksanakan kembali survey jalur, inventarisasi jalur, pembayaran kompensasi dan pengadaan lahan baru.
"Alhamdulillah kami tidak mengalami kendala sosial untuk pekerjaan tersebut, masyarakat di sana kooperatif dan mau bekerja sama," katanya.
Adapun tantangannya, lanjut dia adalah curah hujan yang sangat tinggi dan pekerjaan harus cepat selesai.
"Pengerjaannya tidak boleh menyebabkan pemadaman dalam waktu lama," ujarnya.
Pasalnya, interkoneksi ini sangat dibutuhkan untuk menunjang roda perekonomian di dua ibu kota provinsi yakni Kota Palu dan Kabupaten Mamuju.
"Demi menjaga jalur ini tetap beroperasi, kami dibantu Unit Induk Pembangkit dan Penyalur (UIKL) Sulawesi mendirikan tiga tower Emergency Restoration System (ERS)," bebernya.
Alhasil, berkat kerja sama baik dari seluruh stakeholder pada tanggal 21 Desember 2021 jalur interkoneksi Sulbar-Sulteng sudah dapat beroperasi nomal, tanpa di bantu tower ERS.
Asal tahu saja, pekerjaan interkoneksi Sulbar dan Sulteng ini telah rampung sejak awal Oktober 2020 lalu, dengan total 534 Tower melintas lebih dari 370,16 Meter Sirkuit (KMS) dari Mamuju, Mamuju Tengah hingga Pasangkayu.
Secara teknis, interkoneksi jaringan ini akan membantu evakuasi daya Sulteng yang sebelumnya hanya ditopang melalui jaringan transmisi Poso-Sidera yang lokasinya berada pada kondisi yang rawan terkena abrasi sungai.
"Diharapkan, kedua provinsi tersebut semakin siap menopang Ibu Kota baru yang kelak berada di pesisir timur Pulau Kalimantan," pungkas Nichol. (*)