Muktamar NU
Siapa Disindir Menag Yaqut Adik Calon Ketua Umum PBNU Gus Yahya?: Ada yang Dipenjara Nafsu Kuasa
Yaqut Cholil Qoumas melalui postingan Facebook pribadinya menuliskan satu kalimat tentang sosok yang dipenjara nafsu kuasa. Siapa sosok itu?
TRIBUN-TIMUR.COM - Siapa disindir Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas adik KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya)?
Ya, Menag Yaqut Cholil Qoumas melalui postingan Facebook pribadinya menuliskan satu kalimat tentang sosok yang dipenjara nafsu kuasa.
"Ada yang dipenjara nafsu kuasa," tulisnya pada akun Facebook Yaqut Cholil Qoumas, Jumat (24/12/2021) pagi, seperti dikutip Tribun-timur.com.
Lantas siapa yang dimaksud Menag Yaqut?
Belum jelas siapa sosok yang dimaksud Menag Yaqut.
Namun, postingannya mendapat banyak respon netizen.
Baca juga: Menag Yaqut Cholil Qoumas Mutasi Semua Dirjen Non Muslim, Siap Digugat di PTUN
Baca juga: Gus Yahya Terpilih Ketum PBNU, Raih 337 Suara
Berikut Tribun-timur.com bagikan beberapa komentar netizen:
"Hehehe.. Nggeh Gus.. Banyak yang mengingatkan, tapi lebih memilih yang mendukung..," tulis pemilik akun Busyro El-kareem.
"Harusnya meninggalkan keteladanan yg baik," tulis pemilik akun Miftakhul Ulum.
Diketahui, saat ini berlangsung pemilihan Ketua Umum PBNU dalam perhelatan Muktamar NU akhir 2021 di Lampung.
Pemilihan Ketua Umum PBNU dilanjutkan ke putaran kedua, Jumat, 24 Desember 2021, pagi ini.
KH Said Aqil Siradj dan Gus Yahya bersedia dicalonkan sebagai Ketua Umum PBNU.
Proses pemilihan berlangsung sejak dini hari tadi.
Hasil putara pertama, Gus Yahya unggul dari KH Said Aqil Sirajd.
Selisihnya 100 suara lebih.
Gus Yahya 327 Suara, KH Said Aqil Siradj 203 suara. Sementara KH As'ad Ali hanya memperoleh 17 suara.
Baca juga: Pemandangan Sejuk di Muktamar NU, Said Aqil & Gus Yahya Ngobrol Santai di Tengah Pemungutan Suara
Baca juga: Ansor Sulsel Dukung Addin Jauharuddin Gantikan Ketum GP Ansor Gus Yaqut
"Saya bersedia menjdi calon Ketua Umum Pengurus Besar Bahdlatul Ulama. Wallahu muwaffiq ila aqwamiththariq, wassalam alaikum warahmatullahi wa barakatuh," demikian pidato singkat Gus Yahya ketika disilakan menyampaikan pernyataan sikap.
"Berdasarkan menghargai suara para muktamirin, maka saya bersedia untuk maju menjadi calon Ketua Umum. Dalam pemilihan itu, pasti ada yang menang dan ada yang kalah, Fastabiqul khairat," ujar KH Said Aqil Siradj.
Karena kedua kandidat peraih suara terbanyak menyatakan siap maju atau siap dicalonkan lagi, maka pemilihan Ketua Umum PBNU berlanjut ke putaran kedua.
"Proses pemilihan dilanjutkan ke putaran kedua," ujar Rais Aam NU Pangkep KH Abd Rahman K.
Menurut alumnus Universitas Al Azhar Cairo-Mesir itu, KH Said Aqil Siradj terlihat sangat bersemangat.
"Sejak kemarin, KH Said Aqil Siradj sepertinya yakin menang. Bahkan sudah menerima ucapan selamat, termasuk adan yang mengucapkan selamat kepada H Said Aqil Siradj dari Sulsel," jelas Rais Aam NU Pangkep KH Abd Rahman K.
Hasil pemilihan tersebut akan langsung diserahkan ke Rais Aam PBNU jika kandidat peraih suara terbanyak kedua mundur.
"Baru saja Gus Yahya dan KH Said Aqil Siradj menyatakan bersedia maju. Jadi pemilihan dilanjutkan ke putaran kedua," ujar KH Abd Rahman K.
Proses pemilihan berlangsung sejak dini hari tadi.
Saat proses pemilihan sementara jeda, panitia pemilihan bergantian Salat Subuh berjamaah di panggung, di sekitar kota suara dan papan pencatatan hasil pemilihan.
Gagasan Gus Yahya, Transformasi NU
Dilansir dari Kompas TV, Gus Yahya menjadikan gagasan transformasi NU dengan konsep rahmah sebagai jawaban krisis yang melanda global saat ini.
Bagi Gus Yahya, NU adalah solusi dan sanggup jadi juru damai dunia global di tengah krisis.
Itulah salah satu titik gagasan yang ditawarkannya di Muktamar NU ke-34 Lampung dan akhirnya membuat dia terpilih jadi ketua umum PBNU.
Selain itu, ia mengatakan, ingin menyatukan gagasan gerak bersama seluruh komponen NU karena kekuatannya begitu besar untuk umat, dan tentu saja bagi Indonesia.
Mantan Jubir Presiden Keempat Gus Dur itu lantas mendapat dukungan dari banyak ulama, kiai dan cabang NU dan sejarah membuktikan, ia jadi ketua PBNU.
Gus Yahya mengatakan, transformasi dalam tubuh organisasi NU bisa jadi dalam kurun waktu 1 periode masa jabatan.
Artinya, dalam 5 tahun ketika ia akan bekerja keras dan mendayagunakan seluruh potensi di NU untuk senantiasa gerak bersama dan inheren untuk umat.
"Insya Allah. Hitungan di atas kertas bisa melakukan transformasi organisasi selama 5 tahun komitmen kepemimpinan. Saya bandingkan dengan dulu cara saya menjalankan strategi transformasi untuk GP Ansor itu 3,5 tahun sudah panen," katanya dalam wawancara dengan KOMPAS TV.
Gagasan ini diterima oleh para pemilik suara di Muktamar dan memilihnya sebagai nahkoda baru organisasi yang berdiri sejak 1926 itu.
Gus Yahya Lahir dari Rahim Pesantren
Gus Yahya lahir pada tahun 16 Februari 1966 dan merupakan tokoh Nahdlatul Ulama dari kota Rembang, Jawa Timur.
Beliau adalah santri tulen, ia mengasuh pondok pesantren Raudlatul Thalibin, Leteh, Rembang. Singkatnya, Gus Yahya adalah sosok yang lahir dari Pesantren.
Gus Yahya sedari kecil belajar di Pesantren, bermula dari Pendidikan formal di Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang, Jawa Tengah. Lalu berlanjut ke Pondok Pesantren KH Ali Maksum di Krapyak, Yogyakarta.
Saat itu ia juga kuliah di Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Panggilan ‘Gus’ setelah namanya sendiri adalah panggilan khas dari Pesantren, panggilan untuk memanggil nama anak seorang kiai atau pengasuh pesantren.
Berdasarkan silsilah keluarga, Gus Yahya tumbuh di lingkungan yang lengket dengan organisasi NU.
Gus Yahya adalah saudara dari Menteri Agama RI KH. Yaqut Cholil Qoumas.
Ayahnya adalah tokoh NU yang disegani bernama KH Cholil Bisri.
Bersama Gus Dur, KH Cholil Bisri adalah pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Gus Yahya juga keponakan dari ulama Kharismatis dari NU, KH Mustofa Bisri, atau biasa disapa Gus Mus. Sedangkan adiknya, Yaqut C. Qoumas adalah Menteri Agama yang baru dilantik Jokowi menggantikan Fachrul Rozi.
Saat Gus Dur menjadi presiden keempat, Gus Yahya diberi amanah sebagai Juru Bicara Presiden (Jubir).
Sosok yang terkenal juga lewat tulisan dan cerita-cerita lucu bertajuk Terong Gosong ini pada 2018-2019 diberi amanah sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menggantikan KH Hasyim Muzadi yang wafat.
Kini, ia bukan lagi sekadar santri, melainkan pemimpin organisasi islam terbesar di dunia.
Seoarang yang lahir dari rahim pesantren dan berjuang untuk membuat NU kian maju. (Tribun-timur.com/ Sakinah Sudin, Kompas TV/ Dedik Priyanto)