Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Muktamar NU

Abu Janda Dukung Gus Yahya Jadi Ketua Umum PBNU: Beliau Punya Cita-cita Meneruskan Visi Gus Dur

Menurut Abu Janda, Gus Yahya punya cita-cita meneruskan visi Gus Dur yakni membuka diplomasi dengan Israel demi mewujudkan perdamaian di sana.

Editor: Sakinah Sudin
AP/Caron Creighton
KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) 

Termasuk delegasi asal Sulsel yang berangkat bersama dalam rombongan tim Gus Yahya.

Ada 446 cabang seluruh Indonesia mendukung Gus Yahya dan Kiyai Mifta sebagai Rais AMM.

"Karena sudah 80 persen suara ke Gus Yahya. Bahkan dari situ, banyak yang sudah suarakan aklamasi saja," katanya.

Bunyamin melanjutkan, dukungan kepada Gus Yahya ini didasari karena para cabang menginginkan adanya Ketua Umum PBNU baru.

Sosok Gus Yahya dinilai sangat layak dalam melanjutkan 1 abad NU.

"Hemat saya, kita harus raalistis melihat dan menyambut dukungan 446 cabang itu, khususnya Indonesia Timur sudah sangat jelas hampir 90 persen dukung Gus Yahya," katanya.

Gagasan Gus Yahya, Transformasi NU 

Dilansir dari Kompas TV, Gus Yahya menjadikan gagasan transformasi NU dengan konsep rahmah sebagai jawaban krisis yang melanda global saat ini. 

Bagi Gus Yahya, NU adalah solusi dan sanggup jadi juru damai dunia global di tengah krisis.  

Itulah salah satu titik gagasan yang ditawarkannya di Muktamar NU ke-34 Lampung dan akhirnya membuat dia terpilih jadi ketua umum PBNU. 

Selain itu, ia mengatakan, ingin menyatukan gagasan gerak bersama seluruh komponen NU karena kekuatannya begitu besar untuk umat, dan tentu saja bagi Indonesia. 

Mantan Jubir Presiden Keempat Gus Dur itu lantas mendapat dukungan dari banyak ulama, kiai dan cabang NU dan sejarah membuktikan, ia jadi ketua PBNU. 

Gus Yahya mengatakan, transformasi dalam tubuh organisasi NU bisa jadi dalam kurun waktu 1 periode masa jabatan. 

Artinya, dalam 5 tahun ketika ia akan bekerja keras dan mendayagunakan seluruh potensi di NU untuk senantiasa gerak bersama dan inheren untuk umat. 

"Insya Allah. Hitungan di atas kertas bisa melakukan transformasi organisasi selama 5 tahun komitmen kepemimpinan. Saya bandingkan dengan dulu  cara saya  menjalankan strategi transformasi untuk GP Ansor itu 3,5 tahun sudah panen," katanya dalam wawancara dengan KOMPAS TV. 

Gagasan  ini diterima oleh para pemilik suara di Muktamar dan memilihnya sebagai nahkoda baru organisasi yang berdiri sejak 1926 itu.

Gus Yahya Lahir dari Rahim Pesantren 

Gus Yahya lahir pada tahun 16 Februari 1966 dan merupakan tokoh Nahdlatul Ulama dari kota Rembang, Jawa Timur. 

Beliau adalah santri tulen, ia mengasuh pondok pesantren Raudlatul Thalibin, Leteh, Rembang. Singkatnya, Gus Yahya adalah sosok yang lahir dari Pesantren.

Gus Yahya sedari kecil belajar di Pesantren, bermula dari Pendidikan formal di Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang, Jawa Tengah. Lalu berlanjut ke Pondok Pesantren KH Ali Maksum di Krapyak, Yogyakarta.

Saat itu ia juga kuliah di Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. 

Panggilan ‘Gus’ setelah namanya sendiri adalah panggilan khas dari Pesantren, panggilan untuk memanggil nama anak seorang kiai atau pengasuh pesantren. 

Berdasarkan silsilah keluarga, Gus Yahya tumbuh di lingkungan yang lengket dengan organisasi NU.

Ayahnya adalah tokoh NU yang disegani bernama KH Cholil Bisri.

Bersama Gus Dur, KH Cholil Bisri adalah pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

Gus Yahya juga keponakan dari ulama Kharismatis dari NU, KH Mustofa Bisri, atau biasa disapa Gus Mus. Sedangkan adiknya, Yaqut C. Qoumas adalah Menteri Agama yang baru dilantik Jokowi menggantikan Fachrul Rozi. 

Saat Gus Dur menjadi presiden keempat, Gus Yahya diberi amanah sebagai Juru Bicara Presiden (Jubir). 

Sosok yang terkenal juga lewat tulisan dan cerita-cerita lucu bertajuk Terong Gosong  ini pada 2018-2019 diberi amanah sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menggantikan KH Hasyim Muzadi yang wafat.

Kini, ia bukan lagi sekadar santri, melainkan pemimpin organisasi islam terbesar di dunia. 

Seoarang yang lahir dari rahim pesantren dan berjuang untuk membuat NU kian maju. (Tribun-timur.com/ Kompas TV)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved