Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Tribun Timur

Strategi Membangun Ekosistem Literasi di Sulsel

Mempeingati Hari Guru Nasional (HGN), pada 25 November 2021 yang lalu, penulis kembali menggagas Guru Bermutu di Sulawesi Selatan

Editor: Sudirman
zoom-inlihat foto Strategi Membangun Ekosistem Literasi di Sulsel
dokumen pribadi
inisiator perpustakaan lorong dan desa, Bachtiar Adnan Kusuma mendapatkan penghargaan sebagai Masyarakat Penggerak Literasi Nasional.

Salah satu cara untuk mengatasi kurangnya buku-buku bermutu, maka penulis menggagas Guru Bergerak Menulis Satu Buku (Guru Bermutu) di Sulawesi Selatan.

Dengan hadirnya Guru Bermutu di Sulawesi Selatan bisa jadi menjadi terapi persoalan kurangnya buku-buku bermutu di setiap sekolah maupun di ruang baca terbuka.

Bangun Ekosistem

Penulis menegaskan kembali, membaca dan menulis adalah kebutuhan pokok manusia. Membaca dan menulis bukan lagi kebutuhan sekunder, melainkan kebutuhan primer dan wajib dipenuhi bagi setiap manusia.

Meminjan teori kebutuhan Abrahan Maslow yang menempatkan kebutuhan membaca sebagai kebutuhan utama bagi setiap manusia, benarlah jika membaca menjadi kebutuhan primer bagi setiap masyarakat.

Maslow dengan kebutuhan aktualisasi diri telah menempatkan membaca sebagai kebutuhan pokok manusia.

Sementara itu, teori Cultural Studi yang menempatkan membaca dan menulis adalah sebuah proses kebudayaan.

Sebagai proses kebudayaan, membaca dan menulis adalah bagian dari sebuah pembiasaan, ujungnya melahirkan budaya membaca dan menulis.

Karena itu, penulis menegaskan kalau membaca dan menulis adalah sebuah ekosistem literasi yang wajib dibangun dari sebuah keluarga.

Dalam setiap keluarga, ibu dan ayah adalah pengendali sekaligus figur sentral pehobi membaca dan menulis yang wajib dicontoh dan diguguh anak-anak.

Kita butuh ibu yang hobi membaca dan menulis. Sebab hanya dengan ibu yang suka membaca dan menulis, akan melahirkan ekosistem keluarga yang cinta membaca.

Selain itu, setiap rumah tangga diperlukan perpustakaan atau Room To Read.

Hanya dengan ketersediaan ruang baca di setiap keluarga, otomatis memancing stimulus anggota keluarga untuk hobi membaca dan menulis.

Bagaimana caranya? Dalam setiap rumah tangga selain dibutuhkan perlunya jam-jam tertentu untuk membaca buku, juga diperlukan Gerakan Membaca 25 Menit Setiap Hari dan Gerakan Menulis 35 Menit setiap hari.

Seseorang yang membaca buku satu menit, akan menguasai 300 kata, berarti 25 menit membaca buku akan menguasai 4.500 kata.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved