Cerita Tentara Wanita Korea Utara Aborsi Tanpa Anestesi, Tugas Bukan Untuk Perang Tapi Untuk Ini
Seperti yang dialami sorang tentara wanita Korut ini. Ia harus melayani nafsu para elit politik yang berkuasa.
Tak lama setelah peristiwa itu terjadi, Jennifer Kim pun merasakan jika ia telah hamil.
Namun, setelah memberitahukan ke elit partai yang menghamilinya, ia diperintahkan untuk pergi ke kantor medis militer.
"Seorang ahli bedah militer sudah menunggu saya malam itu,” kenang Jennifer.
"Dia melakukan aborsi pada saya tanpa anestesi - itu masih menghantui saya hari ini.
"Karena pengalaman itu, saya tidak hanya masih berjuang secara mental, tetapi saya juga belum bisa punya anak.
"Jadi bahkan sekarang, sulit bagi saya untuk memiliki pernikahan yang baik.
"Rasa malu yang saya rasakan saat itu masih menghantui saya dan akan terus begitu.”
Greg Scarlatoiu, direktur eksekutif Komite Hak Asasi Manusia di Korea Utara (HRNK), mengecam kepemimpinan Korea Utara.
"Pelecehan yang diderita putri-putri bangsa berseragam di tangan antek-antek rezim mencerminkan penyimpangan dan korupsi partai yang tertanam dalam dan tak tersembuhkan," katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com