Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Tribun Timur

Bahasa Arab Dalam Peradaban Bugis Makassar

Bahasa Arab bagi masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) seumpama cabe. Serasa berat di lidah namun memberikan kenikmatan pada suatu paket santapan.

Editor: Sudirman
dok.tribun
Dosen Departemen Asia Barat FIB Unhas, Supratman Supa Athana PhD, (kiri bawah) bersama tim penguji lainnya saat menguji seorang mahasiswa S3 UGM, Jumat (17/9/2021). Mahasiswa ini menulis disertasi tentang Arbain dan Hussein. 

Oleh: Dr Supratman Supa Athana

Dosen Departemen Sastra Asia Barat FIB-Unhas

Bahasa Arab bagi masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) seumpama cabe. Serasa berat di lidah namun memberikan kenikmatan pada suatu paket santapan.

Bahasa Arab sangat berat memang di lidah masyarakat Sulsel namun sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Sulsel.

Begitu menyatunya dengan kehidupan masyarakat Sulsel hingga tidak disadari keberadaanya dalam kehidupan masayarakat Susel.

Sekedar contoh tidak banyak orang yang menyadari bahwa nama kota Makassar bersumber dari kosa kata Arab, atau paling tidak dapat dirujukkan pada frase bahasa Arab sebagaimana disampaikan oleh seorang cendikiawan sekaligus ulama Indonesia yaitu ; ما كسر (Ma-kassar) atau ما قصر ( Ma-qassar). Yang pertama berarti 'tidak pecah atau solid' dan yang kedua berarti ‘tidak kekurangan’.

Bahasa Arab memberikan spirit dan nuansa yang tidak saja indah tetapi juga penuh dengan makna bagi kehidupan masyarakat Sulsel.

Arti penting bahasa Arab bagi masyarakat sulsel terurai sebagai berikut; 1. Bahasa Arab menjadi landasan dan spirit bagi budaya dan kearifan lokal masyarakat Sulsel.

Budaya dan kearifan lokal yang paling fundamental sebagai tuntunan dan pedoman hidup bagi masyarakat Bugis Makassar dalam setiap aktivitas yang dilakukannya untuk menunjukkan suatu sikap, tindakan dan ucapan yang bermartabat maka hal tersebut harus berlandaskan norma dan sistem yang disebut dengan ‘Pangaderang’.

Tidak sedikit cendekiawan dan ulama yang berpendapat bahwa kata ‘pangadereng’ berasal dari kata ‘ade’.

Dan ‘ade’ akarnya berasal dari kosa kata Arab yaitu عادة = bacanya ‘adat’ yang mana menurut kamus Almaany berarti; adat, etika, adat istiadat, kebiasaan, pemakaian, tata krama, lazim, biasanya, yang umum, normal .

Dalam budaya Bugis Makassar juga mengenal adanya ‘sara’ yang merupakan tuntunan sistem religi. Kata ‘sara’ ini juga bersumber dari bahasa Arab yaitu: شَرِيْعَة (baca;syariat) yang artinya; syariah, hukum islam, dan kode.

Pengaruh bahasa Arab terhadap kosa kata dan budaya Bugis-Makassar pernah diulas dalam suatu skripsi yang ditulis oleh AGH. Drs. Muh. Harisah dengan judul “Ta’tsir al-Lugah al-Arabiyyah fi al-Lugah al-Buqisiyyah”.

Skripsi itu ditulis pada tahun 1978 untuk meraih Sarjana Lengkap di IAIN Alauddin, Ujung Pandang.

Menariknya ialah kehadiran kosa kata bahasa Arab dalam budaya Bugis-Makassar sama sekali tidak mengurangi martabat bahasa Bugis-Makassar dan juga aksara Lontaraq.

Bahkan pada naskah kita dapat saksikan aksara dan bahasa Arab berdampingan dengan bahasa Bugis Makassar dan aksara Lontaraq.

Kontribusi bahasa Arab sangat nyata dan penuh berkah dalam peradaban Bugis Makassar.

Mempopulerkan bahasa Arab bagi masyarakat Bugis Makassar adalah suatu cara dan strategi untuk mengembalikan akar dan tradisi dari kebudayaan Bugis Makassar.

Sedemikian itu sangat penting bahasa Arab menjadi bahasa pendidikan di Sulsel.

2. Menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa pendidikan dalam peradaban Bugis Makassar akan meningkatkan ilmu pengetahuan.

Bukan rahasia bahwa tradisi dan khazanah keilmuan yang ditulis dalam bahasa Arab sungguh sangat melimpah.

Diketahui pula bahwa ilmu pengetahuan yang dituliskan dalam bahasa Arab oleh para ilmuwan bangsa Arab menjadi referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan modern.

Sekarang ini masih banyak buku berkualitas yang berbahasa Arab dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan belum disentuh para ilmuwan di Sulsel dan Indonesia pada umumnya.

Salah satu contohnya adalah buku kedokteran karya Ibn Sina: al-Qanun fi al-tibb. Padahal Ibn Sina diakui dunia sebagai bapak kedokteran modern.

Anehnya, ilmu kesehatan di Indonesia pada umumnya berkiblat pada ilmu kesehatan Barat dan mengabaikan khazanah keilmuan yang diwariskan oleh para ilmuwan Timur, yaitu bangsa Arab.

3. Menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa pendidikan di Sulsel itu berarti bahwa bahasa Arab akan semakin menjadi bahasa popular bagi masyarakat Sulsel.

Demikian itu kemungkinan besar menjadi jaminan daya tarik bagi wistawan terutama dari negara-negara Asia Barat, selain itu negara Afrika dan negara muslim lainnya.

Perlu juga disampaikan bahwa di negara Eropa terjadi peningkatan yang signifikan untuk belajar bahasa Arab. Demikian juga di Korea, China dan Jepang!

4. Membuka lapangan pekerjaan baru. Dengan kepopuleran bahasa Arab akan berdampak pada penyedian sarana belajar, tenaga pengajar juga instansi yang terkait seperti penerbitan dan penerjemah.

Media massa elektronik dan cetak seperti televisi dan surat kabar harian juga akan membutuhkan wartawan dan karyawan yang mahir berbahasa Arab.

5. Belajar bahasa membawa Anda lebih dekat dengan budaya, sastra dan peradaban suatu suku bangsa.

Budaya Arab adalah budaya yang kaya, dan menguasai bahasa Arab memungkinkan Anda untuk memahami dan menikmati berbagai sumber dan referensi dalam bahasa Arab, termasuk buku-buku sastra, puisi, musik, dan sebagainya.

Anda juga dapat dengan mudah bersosialisasi dengan orang-orang Arab dan belajar lebih banyak tentang tradisi, cara hidup, dan kepercayaan mereka.

Orang Arab terkenal dengan keramahannya. Keramahan ini berlipat ganda jika mereka melihat bahwa Anda berbicara kepada mereka dalam bahasa ibu mereka.

Tentu masih banyak manfaat dan kegunaan lainya dapat diperoleh manakala menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa Pendidikan di Sulsel.

Harus pula dipahami bahwa bahasa Arab bukan ditujukan untuk umat agama tertentu saja melainkan seluruh umat dapat mempelajarinya.(*)

Tulisan ini juga diterbitkan pada harian Tribun Timur edisi, Jumat (17/12/2021).

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Rusuh

 

Rusuh

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved