Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Polda Sulsel

Ini Sosok Denny Kurniawan, Bintara yang Berani Tolak Tawaran Sang Jenderal: Jenderal Saya Sudah Tua

Satu di antara para anggota Polri yang di promosi adalah Ipda Denny Kurniawan (46) sebagai Kanit Regident Polres Bantaeng.

Editor: Saldy Irawan
tribun-timur/saldy
Kanit Regident Polres Bantaeng Denny Kurniawan 

TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Belum lama ini, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menggelar mutasi dan promosi besar-besaran di jajaran Polda Sulsel dari pangkat jenderal hingga inspektur dua. 

Satu di antara para anggota Polri yang di promosi adalah Ipda Denny Kurniawan (46) sebagai Kanit Regident Polres Bantaeng.

Pria kelahiran Magelang 23 Juli 1975 ini sebelumnya menjabat Pamin Satu Samsat Makassar.

25 tahun menjadi keluarga besar Bhayangkara ia akui ada kebanggaan tersendiri.

Baginya, berbagai pengalaman ia lalui, mulai dari mengejar pelaku tindak kekerasan, hingga urusan jalan raya (lakalantas).

Denny telah bertugas di beberapa satuan di wilayah Polda Sulsel, di antaranya Reskrim, Sabhara dan Satlantas.

Karir Denny dimulai tahun 96 setelah mengikuti pendidikan Bintara di SPN Batua.

Tidak seperti polisi pada umumnya, Denny rupanya menjadi rebutan para jenderal, yang tugas di Sulsel.

Tiga jenderal itu adalah Irjen Pol (Purn) Arianto Boedihardjo, Adang Rochjana dan Mathius Salempang.

Ketiganya meminta langsung Denny sebagai ajudan tanpa seleksi. 

Namun dari tiga jenderal ini, rupanya Denny hanya menjadi pelayan Arianto dan Adang.

Lantas kenapa dengan Mathius?

Bagi Denny, mendapatkan kepercayaan dari sang jenderal menjadi ajudan tentu merupakan hal kebanggaan tersendiri bagi dirinya.

Ia tidak menjadi ajudan Mathius karena alasan dirinya sudah tua.

"Alhamdulillah, kala itu Pak Jenderal (Mathius) minta saya jadi ajudannya. Saya bilang jangan saya, ijin jenderal saya sudah tua, kasikan ke adik yunior yang masih muda dan gesit," kata Denny menceritakan percakapan dengan jenderal asal Tana Toraja itu.

Alasan lain Denny menolak tawaran Mathius, karena Denny sudah menjadi ajudan dua Kapolda Sulsel secara berturut-turut, dari Arianto dan Adang.

Ia merasa bahwa dengan dipilihnya dirinya kembali menjadi ajudan, akan menghambat kesempatan para yuniornya untuk berkarir.

"Ya prinsipnya rezeki dan amanah itu dibagi-bagi," katanya.

Ex Personel Sabhara Polrestabes Makassar ini mengatakan dirinya tak menyangka bisa menjadi ajudan, apalagi pangkatnya kala itu hanya jebolan bintara.

"Mungkin sudah ditakdirkan yang kuasa. Intinya jika di perintahkan siap. Harus loyal dong. Begitu juga saat saya diminta sama Jenderal Mathius, saya katakan meski saya tidak ajudan saya tetap menjadi pelayan jenderal," kata Denny, yang juga lulusan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) angkatan 46 / 2017 di Sukabumi.

Program apa yang akan dilaksanakan di Res Bantaeng?

Sesuai dengan jabatan, yakni registrasi dan identifikasi, dirinya akan mengawal proses pelaksanaan administrasi kendaraan hingga pencegahan kendaraan bodong beroperasi di wilayah Bantaeng.

"Ini sesuai dengan amanat UU, bahwa semua kendaraan beroperasi di wilayah hukum daerah ini harus terdaftar di wilayah setempat. Jelas kepemilikan kendaraan, surat tanda kendaraan bermotor dan patuh membayar pajak kendaraannya, " kata Denny.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved