Muktamar NU
Candaan Qasim Mathar untuk 2 Maha Santri Assadiyah dan Deklarasi Terlambat Kiai Said Aqil
Prof Dr M Qasim Mathar MA (72), pemikir dan intelektual Islam memeluk dua santri Ponpes Assadiyah Sengkang, di Auditorium UIN Alauddin Makassar
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -"YAA, ini foto dulu, dua maha-santri Assadiyah ini sudah harus punya nama calon ketua NU sebelum ke Lampung," ujar Prof Dr H Qasim Mathar MA (72), pemikir dan intelektual Islam seraya memeluk dua santri Ponpes Assadiyah Sengkang, di Auditorium UIN Alauddin Makassar di Samata, Gowa, Kamis (9/12/2021).
Dua mahasantri Assadiyah itu adalah Dr AGH Baharuddin AS dan Prof Dr AGH Hamzah Harun MA.
Keduanya adalah pemangku suara di Muktamar 34 Nahdlatul Ulama di Lampung, akhir Desember ini.
AGH Baharuddin adalah Rais Aam PC NU Kota Makassar dan AGH Hamzah Harun Ketua Tanfidiyah PW NU Sulsel.
Kebetulan mereka menjadi tamu undangan VVIP di seremoni pengukuhan Prof Dr Wahyuddin Naro MHum (55) sebagai Guru Besar Ilmu Pendidikan Islam di Fakuktas Tarbiyah UIN Alauddin.
Hingga usai sesi foto, peryataan bernada kelakar Guru Besar Ilmu Aqhidah Filsafat UIN ini tak kunjung direspon dua yunior koleganya.
AGH Baharuddin, Hamzah Harun dan Qasim Mathar juga dosen di Fakultas Ushuluddin UIN.
Qasim ahli teologi dan pemikiran Islam dan masih saudara sepupu dekat dengan pakar tafsir ternama Indonesia, Prof Dr M Quraish Shihab.
Sedangkan Hamzah Harun juga guru besar aqhidah filsafat UIN dan kini menjabat sebagai Ketua Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Islam (Kopertais) Wilayah XVIII Sulawesi, Maluku dan Papua.
Hamzah meraih gelar LC di Universitas Alazhar Mesir, magister di Sudan, dan doktor di Universitas Kebangsaan Malaysia.
"Sejak S1, magister dan dokter saya sudah menjadikan Asariyah sebagai bahan kaijan utama penelitian, jadi memang sudah NU sajak sebelum sarjana," katanya kepada Tribun.
AGH Baharuddin senior Hamzah di Ponpes Assadiyah Sengkang, Wajo. Selain pernah menjadi pimpinan Ponpes IMMIM Makassar dan MAPK Ujungpandang, AGH Baharuddin juga kini jadi mursyid tarikah se ASEAN.
Qasim selama ini memang tak berafiliasi organisasi ke ormas Islam mainstream di Indonesia, NU atau Muhammadiyah.
Namun Qasim sempat menjadi guru besar di Unismuh, Universitas Muhammadiyah Makassar awal dekade 2000-an.
Karena bergegas ada acara di kantor Kopertais di Talasalapang, AGH Hamzah Harun, tak lagi menjelaskan siapa dukungannya di Muktamar NU di Lampung, 23-25 Desember 2021 mendatang.