Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Muktamar NU

Candaan Qasim Mathar untuk 2 Maha Santri Assadiyah dan Deklarasi Terlambat Kiai Said Aqil

Prof Dr M Qasim Mathar MA (72), pemikir dan intelektual Islam memeluk dua santri Ponpes Assadiyah Sengkang, di Auditorium UIN Alauddin Makassar

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Suryana Anas
Istimewa For Tribun Timur
Ketua PW NU Sulsel AGH Hamzah Harun (kemeja putih), Rais Aam PC NU Makassar AGH Baharuddin AS, intelektual Islam Prof Dr M Qasim Mathar dan Guru Besar UIN Alauddin Prof Dr M Ghalib usia pengukuhan guru besar Wahyuddin Naro di kampus UIN Alauddin , Makassar, Kamis (9/12/2021) siang 

Tribun pun berinisiatif mendatangi kediaman Ketua Tanfidz PW NU Sulsel itu di Kompleks Skarda N, Gunung Sari, Rappocini, Makassar.

Di rumahnya ini, lima tahun terakhir  sekaligus jadi Pondok Tahfidzah Khusus Santriwati.

Pondok itu dikelola istrinya, Hajjah Ummi Puang Besse, yang sudah hafidzah Quran sebelum kuliah di Universitas Alazhar, Kairo Mesir, 1990-an lalu.

Di kediamannya bersama Khatib Aam PC NU Soppeng Andi Bakhtiar MA Saleh, dan dosen syariah UIN Dr Zulhasari Mustafa, Gurutta Hamzah Harun menjelaskan arah dukungan NU Sulsel di muktamar.

Dia menyebut, incumbent Ketua Tanfiduyah PB NU KH Said Aqil Siradj, terlambat menyatakan kesiapan maju untuk periode ketiga di NU.

"Tiga kali saya bertanya langsung dan mendorong Kiai Said Aqil maju kembali, tapi beliau selalu bilang berilah dukungan ke generasi muda NU," ujar Hamzah Harun.

Dia melanjutkan, "Eh, setelah kami beri dukungan dan konsolidasi untuk Gus Yahya, baru kemarin dulu, Kiai Said menyatakan siap maju kembali di muktamar NU," ujarnya.

AGH Hamzah Harun mengungkapkan KH Said Aqil sukses membawa NU di masa kepemimpinan presiden SBY dan Joko Widodo (2010 hingga 2020).

Namun keterlambatan timnya dalam konsolidasi ke daerah dan pernyataan sikap siap maju, diumumkan saat sebagian besar pemilik suara sudah konsolidasi mendukung Gus Yahya, termasuk PW NU Sulsel dan 20
PC NU Sulsel.

"Di Sulsel ini ada lima PC NU yang tak punya hak suara di Muktamar nanti, itu di wilayah utara Sulsel. Ini karena kepengurusannya kadaluarsa dan tak memiliki ketua dan pengurus hingga tahun 2020," ujar Hamzah.

Dia menyebutkan, karena tak datang resmi ke arena muktamar, makanya tiket dan akomodasi mereka diserahkan ke Ansor NU Sulsel yang akan mengawal para pemilik hak suara asal Sulsel di Lampung nanti. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved