BRI Local Heroes
Saat Pandemi Harga Rumput Laut di Wajo Anjlok Rp10 Ribu Per Kg, Kini Normal Rp25 Ribu Per Kg
Sejak pandemi, pendapatan petani di Barangmamase ini agak menurun juga. Cuaca tidak menentu, di laut juga tidak menentu
Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Muhammad Fadhly Ali
TRIBUNWAJO.COM, SAJOANGING - Rumput laut menjadi komoditas penting bagi masyarakat pesisir Teluk Bone, di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Bahkan, Kabupaten Wajo tercatat sebagai salah satu kabupaten penghasil rumput laut di Sulawesi Selatan.
Syamsul Bahri (43) warga Dusun Garungkang, Desa Barangmamase, Kecamatan Sajoanging, Kabupaten Wajo adalah salah satu pelaku budidaya rumput laut.
Budidaya rumput laut dimulainya pada 2008 silam.
Kini, bapak 2 anak itu tak hanya sekadar melakukan budidaya, melainkan juga menjadi pengepul rumput laut.
"Start mulai dari 2008, sekitar 14 tahun menggeluti dunia rumput laut," katanya, saat ditemui tribun-timur.com, Rabu (8/12/2021).
Selama kurang lebih 14 tahun bergelut di dunia rumput laut, Syamsul Bahri mengaku telah merasakan suka duka.
Sukanya, tentu saja ketika harga rumput laut melejit dan mahal di pasaran.
Dukanya, ada banyak.
Selain karena faktor harga, juga faktor eksternal lainnya seperti cuaca. Sebab, rumput laut sangat bergantung pada cuaca.
"Suka dukanya, kalau musim bagus cuaca, memadai. Itu bagus. Tapi kalau musim hujan, biasa langsung habis," katanya.
Pandemi Covid-19 yang melanda sempat membuat industri rumput laut terpuruk.
Masyarakat Desa Barangmamase, yang sebagian besar menggantungkan hidupnya di sektor budidaya perikanan dan rumput laut pun juga kena imbas.
"Sejak pandemi, pendapatan petani di Barangmamase ini agak menurun juga. Cuaca tidak menentu, di laut juga tidak menentu," katanya.
Bahkan, harganya pernah mencapai Rp10 ribu per kilogramnya (kg).