Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Fenomena Banjir Rob di Jakarta Makin Mengkhawatirkan, Pakar ITB: Permukaan Tanah Turun Drastis

Beberapa daerah di DKI Jakarta terendam banjir rob. Banjir ini terjadi akibat masuknya air laut ke daratan dengan intensitas tinggi.

Editor: Muh. Irham
kompas.com
Banjir rob akibat pasang air laut mengenangi kawasan Pelabuhan Kaliadem, Muara Angke, Jakarta Utara, Kamis (11/11/2021). 

Sementara itu, estimasi penurunan permukaan tanah diperkirakan lebih drastis, berkisar antara 1-10 cm per tahun. Bahkan, di beberapa tempat, penurunannya mencapai 15-20 cm per tahun.

"Tapi secara umum 1-10 cm per tahun, itu terjadi terutama di daerah anglomerasi, pesisir yang banyak orangnya," jelas Heri.

Banjir rob terjadi akibat kombinasi dari naiknya level air laut dan turunnya permukaan tanah.

Lebih lanjut, Heri mengatakan bahwa ancaman tenggelamnya wilayah pesisir lebih banyak disebabkan oleh ulah manusia ketimbang perubahan iklim.

“Ini bukan bencana alam atau natural disater, tapi man-made disaster,” ujarnya pada 2020 kepada BBC.com.

Di antara ulah manusia yang paling berdampak pada fenomena, banjir rob adalah eksploitasi air tanah secara berlebihan dan proyek reklamasi.

Pakar kelautan dari ITB Muslim Muin mengatakan bahwa reklamasi di pesisir Jakarta akan menghalangi aliran sungai sehingga memperparah sedimentasi (pengendapan material yang terbawa air).

Imbasnya, endapan akibat sedimentasi akan menutup aliran sungai dan memperburuk banjir di Jakarta.

“Dengan reklamasi, laju air yang berasal dari darat akan tertahan. Ada pulau reklamasi yang menghalangi aliran sungai,” tegas Muslim dalam sebuah diskusi tahun 2017.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved