Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Perusahaan Rel Kereta Api Pindahkan Kuburan di Lau Maros Tapi Tidak Rampung, Dudung: Siapa Protes?

Seorang warga Rian mengatakan, hanya saja pekerja meninggalkan lokasi sebelum pekerjaannya rampung.

Editor: Ansar
warga
Kuburan di Kelurahan Maccini Baji, Kecamatan Lau, Maros ditinggalkan pihak perusahaan rel kereta api sebelum rampung. Kuburan lama dipindahkan gegara dilintasi rel kereta api. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Warga Kelurahan Maccini Baji, Kecamatan Lau, Maros, protes perusahaan pekerja rel kereta api.

Pasalnya, pemakaman yang dilintasi rel telah dibongkar dan pindahkan.

Seorang warga Rian mengatakan, hanya saja pekerja meninggalkan lokasi sebelum pekerjaannya rampung.

Kondisi pemakaman di Kelurahan Maccini Baji, kini mendapat perhatian warga.

"Kuburan tua tersebut terpaksa dipindahkan gegara masuk dalam area pembangunan rel kereta api," kata dia, Jumat (3/12/2021).

Kuburan dipindahkan oleh pemenang tender proyek.

Kini sejumlah kuburan sudah pindah ke tempat aman dan tidak menggangu lagi pembangunan rel.

"Di tengah kuburan tersebut terdapat rumah leluhur. Di dalamnya juga terdapat nisan," katanya.

Saat makam dipindahkan, rumah leluhur tersebut juga ikut pindah.

Hanya saja, pihak pengusaha tidak menyelesaikan bangunan rumah leluhur tersebut.

"Makam-makam di Maccini Baji sudah dipindahkan. Tapi rumah leluhur yang ada di tengahnya terbengkalai," kata Rian.

Rian menjelaskan, awalnya perusahaan pemenang tender memberikan subkontrak ke seorang warga bernama Mukmin.

Mukmin awalnya menjadi pelaksana kegiatan dan menjadi penanggungjawab pemindahan kuburan.

"Awalnya pemenang tender memberikan subkon ini diberikan kepada Mukmin. Tapi karena Mukmin tidak selesaikan, makanya diputus," kata Rian.

Setelah Mukmin diputus, muncul orang lain yang bersedia melanjutkan kegiatan yang ditinggalkan Mukmin.

Orang setelah Mukmin tersebut bernama Alam.

"Mukmin ini tidak mampu selesaikan ini. Makanya masuklah warga yang bernama Alam. Gantikan Mukmin sebagai subkon," kata dia.

Sementara pembagunan rumah leluhur di tengah kuburan, dilakukan oleh perusahaan yang dipimpin oleh Dudung.

Warga lain Tura menyampaikan, hanya saja Dudung tidak menyelesaikan rumah leluhur tersebut dan membiarkannya terbengkalai.

"Ada pihak lain, penanggungjawabnya itu mas Dudung. Tapi dia tidak selesaikan (rumah leluhur) dan terbengkalai," kata dia.

Pintu rumah leluhur sampai nisan yang ada di dalamnya tidak rampung.

Padahal rumah leluhur tersebut dikerjakan sebelum Ramadan lalu.

"Sampai sekarang belum rampung. Sekarang sudah tidak ada pekerjaan di lokasi," ujarnya.

Penanggungjawab perusahaan, Dudung malah pertanyakan sosok warga yang protes.

Bahkan ia juga pertanyakan masalah yang terjadi di kuburan tersebut.

"Apakah yang jadi masalah. Siapa warga yang protes?," tanya Dudung.

Dudung berkali-kali bertanya soal sosok warga yang protes. 

Dudung menolak untuk memberikan jawaban soal keluhan warga tersebut.

Ia justru minta didatangi kantornya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved