Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pesona Desa Maros

Tradisi Ajje’ne-Je’ne di Desa Sambueja Maros, Mandi Bersama di Sungai Tampalaka Sambut Musim Tanam

Tradisi Ajje’ne-je’ne mulai berkembang sejak ditemukannya sebuah gua berair yang terletak di kaki Gunung Karst Tampalaka, Dusun Tanalompoa, Sambueja.

Penulis: Hutami Nur Saputri | Editor: Sudirman
Jufri
Tradisi “Ajje’ne-je’ne” atau mandi-mandi di Sungai Tampalaka, Desa Sambueja, Kecamatan Simbang, Maros. 

Laporan Jufri

Sekretaris Desa Sambueja, Kecamatan Simbang, Maros.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Masyarakat Dusun Tanalompoa, Desa Sambueja punya cara tersendiri untuk menyambut musim tanam.

Agenda rutin tahunan ini dirayakan dengan acara “Ajje’ne-je’ne” atau mandi-mandi di Sungai Tampalaka, Desa Sambueja, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Ajje’ne-je’ne digelar oleh warga Tanalompoa sebagai upaya memelihara kearifan lokal agar tidak punah, sekaligus melestarikan sumber daya alam Desa Sambueja.

Kegiatan mandi bersama ini biasanya dilaksanakan pada awal musim penghujan yaitu bulan November, untuk menyambut musim tanam.

Ajje’ne-je’ne juga dijadikan perayaan kebahagiaan warga Tanalompoa apabila sukses melangsungkan pernikahan bagi putra-putri mereka.

Ajje’ne-je’ne digelar oleh warga Tanalompoa sebagai upaya memelihara kearifan lokal.
Ajje’ne-je’ne digelar oleh warga Tanalompoa sebagai upaya memelihara kearifan lokal. (Jufri)

Warga berbondong-bondong datang ke Sungai Tampalaka dengan membawa bekal makanan siap santap dari rumah masing-masing.

Makanan yang dibawa berupa racikan bumbu khas masakan pedesaan yang dikenal dengan nama Pallu Likku’ (masakan bumbu lengkuas).

Ada juga yang membawa bahan makanan mentah untuk diolah di lokasi.

Tradisi Ajje’ne-je’ne sendiri mulai berkembang sejak ditemukannya sebuah gua berair yang terletak di kaki Gunung Karst Tampalaka, Dusun Tanalompoa, Desa Sambueja.

Di depan gua terbentuk aliran sungai yang dijadikan lokasi permandian oleh masyarakat Desa Sambueja, yang kemudian dikenal dengan nama Sungai Tampalaka.

Di depan gua terbentuk aliran Sungai Tampalaka yang dijadikan lokasi permandian masyarakat.
Di depan gua terbentuk aliran Sungai Tampalaka yang dijadikan lokasi permandian masyarakat. (Jufri)

Aliran air dari Sungai Tampalaka juga berfungsi untuk kegiatan pertanian di Dusun Tanalompoa dan Dusun Sambueja.

Menurut keterangan warga Tanalompoa, Gua Tampalaka biasa digunakan untuk kegiatan adat, seperti acara Ajje’ne-je’ne yang digelar pada Senin (8/11/2021).

Gua Tampalaka Diharapkan Jadi Potensi Wisata Desa Sambueja

Desa Sambueja memang terkenal dengan pegunungan karstnya yang membentang dari arah timur mengitari perkampungan Tanalompoa.

Gua berair Tampalaka menyimpan keistimewaan dan keunikan tersendiri.

Gua Tampalaka menyimpan keistimewaan dan keunikan tersendiri.
Gua Tampalaka menyimpan keistimewaan dan keunikan tersendiri. (Jufri)

Selain dihiasi stalaktit dan stalakmit, di dalam perut gua juga muncul sumber air dari bawah yang tidak diketahui asalnya dari mana.

Pada musim kemarau air yang mengalir cukup jernih membiru, sehingga menarik masyarakat setempat masuk ke dalam gua untuk menyaksikan keindahannya.

Baca juga: Pemdes Borimasunggu Salurkan BLT kepada 156 Keluarga Penerima Manfaat Terdampak Pandemi

Gua berair Tampalaka diharapkan menjadi potensi wisata Desa Sambueja dan menjadi ikon wisata desa ini.

Objeknya sangat bagus untuk pengembangan destinasi wisata adat sekaligus wisata alam karena letaknya berada di kaki gunung karst yang cukup panjang.

Gua Tampalaka diharapkan menjadi potensi wisata Desa Sambueja.
Gua Tampalaka diharapkan menjadi potensi wisata Desa Sambueja. (Jufri)

Gua Tampalaka juga dekat dengan perkampungan yang masih sangat alami yakni Kampong Banga di mana penduduknya masih minim dengan penggunaan teknologi.

Pemanfaatan aliran air di depan gua menjadi tempat permandian, memberikan kesan tersendiri bagi pengunjung untuk menikmati segarnya air pegunungan yang tidak tercemar serta jauh dari polusi.

Sejak Juli 2021, Pemerintah Desa Sambueja, para pemuda, masyarakat desa, dan lembaga lainnya bergerak membenahi Gua Tampalaka dengan mengerjakan prasarana pendukung kegiatan wisata.

Dari banyaknya keunikan yang terdapat di gua berair Tampalaka, ada juga kekurangan yang masih perlu pembenahan, seperti kondisi akses jalan yang masih perlu peningkatan.

Sejak Juli 2021, Pemdes Sambueja sediakan prasarana pendukung kegiatan wisata.
Sejak Juli 2021, Pemdes Sambueja sediakan prasarana pendukung kegiatan wisata. (Jufri)

Kepala Desa Sambueja, Darawati mengungkapkan bahwa pengembangan Wisata Tampalaka sampai saat ini masih dalam pembangunan tahap awal melalui penganggaran dana desa tahun 2021.

“Untuk kedepannya akan lebih difokuskan ke sana. Mudah-mudahan nantinya akan memberikan dampak yang cukup banyak bagi masyarakat di desa” ungkap Darawati.

Jika kegiatan wisata sudah berjalan maka masyarakat desa bisa menjual makanan dan minuman, cindera mata, serta hasil pertanian dan perkebunan dari Desa Sambueja.

Sehingga dengan sendirinya pendapatan masyarakat akan bertambah dan perekonomian desa bisa bertumbuh.

Baca juga: Pemdes Botolempangan Gelar Vaksinasi Massal Tahap 3 Demi Putus Mata Rantai Penularan Covid-19

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved