KKB Papua
TNI-KKB Papua Baku Tembak di Intan Jaya, Satu Warga Terluka, Danrem: Kemungkinan Terkena Tembakan
Suasana di Intan Jaya, Papua, dikabarkan kembali memanas. Seorang warga sipil dikabarkan tertembak.
TRIBUN-TIMUR.COM – Suasana di Intan Jaya, Papua, dikabarkan kembali memanas. Seorang warga sipil dikabarkan tertembak.
Peristiwa penembakan terjadi di Kampung Mamba, Intan Jaya, Papua.
Komandan Korem (Danrem) 173/PVB Brigjen TNI Taufan Gastoro mengakui adanya seorang warga sipil mengalami luka tembak dari peristiwa tersebut.
"Memang benar ada seorang wanita yakni Agustinus Hondali (24 tahun) mengalami luka tembak," kata Brigjen Taufan, seperti dilansir dari Antara, Rabu (10/11/2021).
Menurutnya, penembakan terjadi di jalan atau lokasi yang sering terjadi gangguan dari kelompok sipil bersenjata (KSB) atau kelompok kriminal bersenjata (KKB) terhadap pasukan gabungan TNI-Polri.
Namun demikian, Taufan mengatakan bahwa dugaan sementara, korban bukan ditembak tetapi terkena tembakan.
"Kami masih menelusuri tembakan itu dari pihak mana," imbuhnya.
Menanggapi peristiwa ini, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Gerindra, Yan P Mandenas mengecam kejadian itu, apalagi jika penembakan dilakukan oleh oknum TNI.
“Jika benar penembakan itu dilakukan oknum TNI, maka ini menjadi bukti dari belum profesionalnya TNI dalam menangani persoalan keamanan di Papua,” kata Mandenas dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/11/2021).
Menurut Mandenas, ini bukan kejadian yang pertama kali terjadi. Ia mengatakan, sudah banyak warga sipil yang menjadi korban terkait konflik keamanan di Papua.
Anggota DPR Dapil Papua ini kemudian mengutip catatan Perkumpulan Advokat Hak Asasi Manusia (PAHAM) dan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) pada April 2021 lalu.
Dari data itu, tercatat sepanjang Januari hingga Desember 2020 terjadi 63 peristiwa kekerasan militer (TNI/Polri) yang mengakibatkan 304 warga sipil menjadi korban di Provinsi Papua maupun Papua Barat.
“Begitu banyak warga sipil Papua menjadi korban. Masih tersimpan dalam ingatan kasus Pendeta Yeremia, Janius Bagau, dan anak-anak remaja Papua yang juga meninggal karena ditembak oknum TNI,” ujarnya.
Terkait kejadian ini, Mandenas juga mempertanyakan soal perlindungan negara dan TNI terhadap rakyat. Sebab, menurutnya, penembakan ini juga menggambarkan luputnya implentasi dari semboyan “Ksatria Pelindung Rakyat” yang menjadi salah satu nilai dalam tubuh TNI.
Selain itu, Mandenas menekankan, pemerintah dan TNI harus segera melakukan evaluasi kinerja dan pendekatan keamanan yang selama ini dilakukan di Papua.
Mandenas mendorong pemerintah dan pihak terkait mengubah pendekatan menjadi lebih humanis dan lebih mengedepankan aspek-aspek berlandaskan kemanusiaan dan kemartabatan.
“Mendesak untuk pihak-pihak terkait segera mengambil langkah dan mengubah pendekatan untuk menghentikan kasus serupa terjadi, supaya tidak ada lagi warga sipil Papua yang menjadi korban dan meninggal secara sia-sia,” tegasnya.
Selanjutnya, Mandenas meminta pemerintah dan internal TNI dapat menindak dan memberi sanksi tegas kepada oknum pelaku penembakan tersebut. Negara, kata dia, harus memastikan penegakan hukum berjalan adil dan transparan.
“Dan dalam kasus konflik Papua ini, penegakan hukum tidak hanya berlaku bagi mereka yang dianggap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), melainkan juga aparat TNI-Polri yang terbukti bersalah,” ucapnya.(*)