Otobiografi Prof Basri
Prof Basri, Sang Guru dengan Gelombang Danau Tertiup Angin Semilir
Basri Hasanuddin memilih gelombang yang ada pada danau tenang dengan tiupan angin semilir dan sepoi, ketimbang gelombang yang bergelora di samudera
Tidak ada indikasi menggurui, apalagi mengintimidasi tentang suatu kebenaran.
Pak Basri Hasanuddin adalah guru yang disenangi, diminati, serta selalu ditunggu kehadirannya dalam berbagai pertemuan akademik dan perbincangan yang banyak berhubungan dengan masa depan.
Dalam banyak pertemuan, seminar, atau diskusi ilmiah yang diikuti, sepanjang pengamatan saya, beliau selalu sanggup mengemukakan substansi topik yang sedang dibicarakan dan dengan menawarkan analisis yang tajam dengan solusi elegan.
Argumentasi yang menyertai ide yang dikemukakan sangat dalam dan komprehensif.
Beliau adalah contoh guru sekaligus intelektual yang paripurna.
Saat menjadi rektor Unhas, Basri Hasanuddin dekat dengan mahasiswa.
Semua hal yang berkaitan dengan kemahasiswaan dapat diselesaikan dengan dialog.
Pada era tersebut dinamika kehidupan kemahasiswaan sangat dinamis, sejalan dengan dinamika kehidupan politik.
Puncak puncak ketegangan antara mahasiswa dan rezim politik yg berkuasa saat itu mewarnai kehidupan kemasiswaan dan Basri Hasanuddin dapat mendinginkan gelora pemuda yang membara dengan siraman wawasan yang luas.
Pak Basri Hasanuddin menelusuri detail kehidupan kemahasiswaan tanpa terjebak padanya, melainkan mengangkatnya pada ide dan pembicaraan atau diskusi yang lebih besar magnitudnya dan dengan wawasan yang lebih luas, sehingga para aktifis mahasiswa dapat memahami secara menyeluruh isue yang berkembang.
Ketegangan menurut Basri Hasanuddin adalah situasi yang kurang menyenangkan dan tidak produktif melahirkan penyelesaian.
Saya ucapkan selamat dengan ucapan terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam kepada Sang Guru yang telah mengabdi lebih 50 tahun di Perguruan Tinggi, demikian pula baktinya kepada bangsa ini.
Muridmu telah bertebaran di seluruh Nusantara mengabdi melanjutkan citamu.
Demikian pula selamat buat Sang Guru yang telah melampaui umur pemuda matang (menurut WHO) dan Insya Allah tetap sehat, jernih fikiran, dan selalu sanggup memberi pencerahan pada lingkungannya.(*)