Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Pinrang

Pengakuan Pimpinan Ponpes di Pinrang Usai Dilapor Lecehkan Santrinya, 'Bentuk Kasih Sayang Orangtua'

Pimpinan Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur'an, Sulaiman Milla buka suara terkait tuduhan pelecehan seksual.

Penulis: Nining Angraeni | Editor: Sudirman
Screenshot
Pimpinan Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur'an, Sulaiman Milla buka suara terkait tuduhan pelecehan seksual melalui video klarifikasi yang diupload oleh akun Facebook New Pinrang Sidrap, Rabu (3/11/2021) 

TRIBUNPINRANG.COM, PINRANG - Pimpinan Pondok Pesantren di Pinrang, Sulaiman Milla buka suara terkait tuduhan pelecehan seksual.

Hal itu terungkap melalui video klarifikasi yang diupload oleh akun Facebook New Pinrang Sidrap, Rabu (3/11/2021).

Sebelumnya, santer dikabarkan jika ada oknum Pimpinan Pompes di Pinrang inisial SM diduga melakukan pelecehan seksual kepada santriwatinya.

Melalui video, Sulaiman Milla membenarkan jika oknum Pimpinan Ponpes tersebut adalah dirinya.

Dalam video klarifikasi yang tersebar, Sulaiman Milla mengaku tindakannya (mencium) itu hanya bentuk kasih sayang terhadap santriwatinya selaku orang tua di Ponpes tersebut.

"Inilah manusia biasa, kita merasa ini kasih sayang orang tua terhadap anaknya tetapi ternyata salah," kata Sulaiman dalam video berdurasi 1 menit 24 detik itu.

"Di sisi lain salah karena persepsinya dia bukan anak(kandung) ku. Tapi saya yang merasa mereka anak-anakku," lanjutnya.

Ia meminta maaf jika memang kejadian atau tindakannya itu ternyata ditanggapi berbeda.

"Jadi kalau memang sisi lain dinilai perlakuan itu kesalahan, saya minta maaf," ungkapnya.

Sulaiman, berharap agar orangtua santri dan pengajar Ponpes sabar.

Ia akan menghadapi kasus ini dan berharap bisa segera selesai.

"Semoga semua sabar menghadapi ujian ini," tuturnya.

Saat dikonfirmasi melalui telepon, Sulaiman Milla membenarkan video yang tersebar tersebut.

Hanya saja, pernyataannya dalam video yang beredar bukan untuk disebarluaskan.

Melainkan video itu hanya untuk lingkungan pompesnya saja.

Dikarenakan situasi Ponpes yang dipimpinnya itu sedang genting.

“Situasi di pesantren tadi sedang genting, jadi video itu hanya untuk menenangkan situasi saja di pesantren,” bebernya.

Lebih lanjut, Sulaiman mengaku jika dirinya sudah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian terkait dugaan pelecehan seksual itu.

“Sudah, saya sudah di BAP (berita acara pemeriksaan) di kantor polisi. Saya berharap tetap bersabar, biarkan hukum yang berbicara,”tutupnya.

Untuk diketahui Sulaiman Milla juga menjabat Ketua Dewan Pendidikan Pinrang.

Sebelumnya diberitakan, salah seorang oknum pimpinan pondok pesantren (Ponpes) di Kabupaten Pinrang diduga melakukan tindak pidana pencabulan di bawah umur.

Oknum Pimpinan Ponpes itu diduga melakukan  pencabulan kepada santriwatinya.

Aksi pencabulan itu diperkirakan bulan September 2021.

Aksinya dilakukan di lokasi pesantren.

Hal itu dibenarkan Kasat Reskrim Polres Pinrang, AKP Deki Marizaldi.

Dikatakan laporan tindak pidana pencabulan itu sudah diterima.

Laporan tersebut berdasarkan LP/B/363/X/2021/SPKT/RES.PINRANG/POLDA SULSEL tertanggal 22 Oktober 2021.

"Hari ini sudah ditingkatkan dari penyelidikan menjadi penyidikan," kata AKP Deki Marizaldi saat ditemui di ruangannya, Senin, (01/11/2021)

Ia menuturkan dalam waktu dekat ini akan dilakukan gelar perkara.

"Segera kami lakukan gelar perkara," imbuhnya.

Pengakuan Korban

Oknum Pimpinan Pondok Pesantren di Kabupaten Pinrang diduga lecehkan santrinya sebanyak lima kali.

Dugaan pencabulan itu dilakukan oleh oknum Pimpinan Ponpes di Pinrang inisial SM.

Hal itu diungkapkan Koordinator P2TP2A Pinrang, Andi Bakhtiar Tombong saat ditemui seusai mendampingi orang tua dan korban saat pemeriksaan di Mapolres Pinrang, Selasa, (2/11/2021)

Bakhtiar mengatakan, dari pengakuan orang tua korban, anaknya sudah lima kali dilecehkah oleh oknum tersebut.

"Aksi pencabulan itu dilakukan di lokasi pesantren," kata Bakhtiar

Ia mengungkapkan pengakuan korban di depan penyidik.

"Korban dilecehkan dengan cara dicium oleh oknum Ponpes tersebut," ungkapnya.

Kejadian itu terjadi pada September 2021.

Bermula saat korban bersama temannya melaksanakan piket di asramanya.

"Korban saat itu piket di asramanya. Di situlah oknum ini diduga lecehkan santriwatinya" ucapnya.

Kondisi Korban

Saat ini, kondisi psikis korban terganggu (trauma).

Hal itu dikatakan Koordinator P2TP2A Pinrang, Andi Bakhtiar Tombong saat ditemui seusai mendampingi orang tua dan korban di Mapolres Pinrang, Selasa, (2/11/2021).

Dikatakan, pihaknya sudah melakukan assesmen terhadap korban.

"Kami sudah berkunjung ke rumah korban untuk menggali informasi. Saat ini korban belum bisa berbicara banyak karena masih trauma," kata Andi Bakhtiar.

Hasilnya, korban perlu didampingi psikiater, juga pendampingan selama pemeriksaan.

"Dia trauma. Agak takut untuk dilihat orang banyak," ungkapnya.

Dikatan, pihaknya juga mendampingi korban untuk menjalani pemeriksaan tambahan di Polres Pinrang.

"Tak banyak dia ungkap, karena psikis anaknya belum siap untuk memberikan keterangan. Tadi hanya melengkapi BAP," ujarnya.

Diakuinya, saat dijemput untuk ditemani ke Polres, korban lama sekali keluar dari kamarnya.

"Menurut orang tuanya, korban sangat takut dilihat banyak orang," ucapnya.

Laporan wartawan Tribunpinrang.com, Nining Angreani.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved