Perspektif
PSBB, PPKM dan SMAN Kehidupan
Pada hari Sabtu 23 Oktober 2021 saya bersama Bachtiar Adnan Kusuma (penggiat literasi Sulsel) dan Fatmawati Hilal (dosen UIN Alauddin)
Syamril
Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Kalla Makassar
Pada hari Sabtu 23 Oktober 2021 saya bersama Bachtiar Adnan Kusuma (penggiat literasi Sulsel) dan Fatmawati Hilal (dosen UIN Alauddin) mengisi acara Workshop Literasi dalam rangka Hari Santri yang diadakan oleh STAI DDI Mangkoso Kabupaten Barru.
Acara diikuti sekitar 200 peserta dari mahasiswa, siswa dan guru.
Selama sekitar 4 jam acara tersebut berlangsung menarik dan inspiratif. Apalagi dipandu oleh KH Ahmad Rosyid Pengurus dan Ketua LPBKS DDI Mangkoso.
Sebagai salah satu pembicara saya menyampaikan pesan penting tentang kehidupan. Tujuan manusia diciptakan ke dunia adalah untuk beribadah.
Perwujudannya melalui berbagai aktivitas seperti bekerja, belajar, dan sebagainya.
Seluruh aktivitas tersebut dilakukan untuk menjadi manusia yang PSBB yaitu produktif, sejahtera, bahagia dan berkah.
Produktif berarti hidup ini menghasilkan sesuatu berupa produk, ide, penyelesaian masalah dan sebagainya.
Ada dampak manfaat dan nilai tambah. Sejahtera wujudnya pada dampak ekonomi yang lebih baik berupa finansial.
Bahagia ada pada suasana hati yang lebih tenang dan senang karena meraih hidup yang bermakna.
Berkah terkait hidup yang sesuai dengan aturan dan syariat agama sehingga manfaat dunia dan akhirat.
Apa syaratnya agar dapat meraih PSBB tersebut? Hendaknya dalam menjalani hidup kita memiliki PPKM yaitu purpose, passion, kompetensi dan motivasi.
Purpose yaitu tujuan dan target hidup berupa cita-cita atau harapan. Passion adalah minat dan gairah yang kuat dalam menjalani aktivitas.
Kompetensi berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap. Motivasi terlihat pada semangat dan atensi yang konsisten.
Agar hidup memiliki PPKM dan PSBB maka dalam melakukan aktivitas hendaknya memiliki empat ciri yang disingkat dalam SMAN yaitu suka, manfaat, ahli dan nafkah.
“Do what you love”, kerjakan apa yang engkau cintai, demikian nasehat orang bijak.
Jika hal yang dikerjakan apa yang dicintai maka dampaknya akan suka dan enjoy dalam menghadapi segala kesulitan dan tantangan.
Cinta, suka dan enjoy terwujud jika aktivitas sesuai dengan bakat dan kepribadian. Maka penting mengenali diri dan memetakan bakat sebelum mencari aktivitas yang sesuai.
Jika cinta dan suka telah masuk dalam aktivitas maka waktu tidak akan terasa. Segalanya mengalir (flow) karena aktivitas adalah hobby. Ibarat seniman yang sedang berkarya.
Fokus dan atensi penuh sampai tuntas. Masalah menjadi petualangan. Tantangan menjadi pemicu kreativitas.
Aktivitas ibarat permainan. Segalanya bisa dinikmati. Coba perhatikan anak-anak yang sedang bermain. Lupa waktu karena asyik.
Tentu saja aktivitas tidak cukup hanya suka tapi juga harus manfaat. Banyak orang punya hobby yang hanya menghabiskan waktu dan uang tanpa manfaat yang jelas.
Untuk itu muncul kriteria kedua setelah suka yaitu manfaat. Segala aktivitas pastikan punya manfaat untuk diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Bukankah manusia terbaik yaitu yang paling banyak bermanfaat untuk orang lain?
Suka dan manfaat belum cukup. Baru membangun motivasi dan semangat.
Selanjutnya butuh menjadi ahli melalui belajar dan berlatih. Harapannya karena suka maka jadi mudah dalam belajar dan berlatih.
Akhirnya bisa menjadi ahli. Suka, manfaat dan ahli akan jadi lengkap jika aktivitas tersebut menjadi sumber nafkah.
Demikianlah rumus sukses dalam kehidupan ini. Lakukan apa yang disukai. Pastikan punya manfaat.
Jadilah ahli di bidang itu. Jadikan sumber nafkah. Dengan suka, manfaat, ahli dan nafkah maka hidup yang produktif, sejahtera dan bahagia akan mudah diraih.
Agar hidup jadi berkah maka syaratnya yaitu taat dan patuh pada aturan agama dan negara.
Itulah kunci keberkahan. Selamat menjalani hidup. Tetap semangat di tengah kondisi yang mulai membaik karena virus covid sudah mereda.(*)
Tulisan ini juga diterbitkan pada harian Tribun Timur edisi, Selasa (2/11/2021).