Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Boy William

Banyak Tak Tahu Telinga Kiri Boy William Tak Berfungsi 100 %, si Presenter Belajar Bahasa Isyarat

Banyak yang tak tahu, ternyata telinga kiri Boy William 100 persen tak berfungsi. Kini si presenter belajar isyarat.

Editor: Rasni
Foto Instagram
Foto Boy William 26102021 

Disable doesn't mean Dis-ABLE," tulis Boy William

Karena postinganya ada beberapa warga net yang tidak menyangka dan menyemangati Boy.

"Serius? Gak nyangka kakak jg Tuli, selama ini aku pikir kk bisa denger. Semangat belajar bahasa baru, bahasa isyarat (BISINDO). Perkenalkan saya Tuli, 22nya 100% Tuli. Semangat membuat konten, kalau bisa kasih CC ya supaya temen-temen Tuli bisa baca dengan nyaman. Terimakasih(emotion)" tulis warga net.

Dilansir dari Kompas.com, bahasa isyarat pertama kali diajarkan seorang dokter bernama Geronimo Cardano dari Padua, Italia, pada abad ke-16.

Dokter Cardano menyadari penderita tuna rungu dapat diajarkan memahami simbol.

Caranya dengan mencocokkan simbol pada hal-hal yang mereka lihat.

Pemahaman dokter Cardano ini bermula saat dirinya mengajarkan bahasa tulisan ke putranya, yang memang seorang tuna rungu.

Dia menyadari bahwa pemahaman yang dimiliki putranya sama dengan anak-anak lain yang tidak memiliki masalah pendengaran.

Lalu pada tahun 1775, seorang kepala biara bernama Charles Michel de L'Eppe dari Paris mendirikan sekolah gratis pertama bagi penderita tuna rungu.

Di sekolah ini, L'Eppe mengajarkan penderita tuna rungu berkomunikasi menggunakan gerakan, tanda jari, dan tangan.

Mereka dilatih membentuk huruf menggunakan jari. Bahasa isyarat lalu menyebar ke AS setelah Thomas Hopkins Gallaudet, seorang rohaniawan, diundang ke Paris untuk belajar bahasa isyarat.

Hingga saat ini, sudah banyak bahasa isyarat yang dipakai di setiap negara. Selain itu, ada satu bahasa internasional yang diakui dan digunakan.

Beberapa sosok penting di dunia yang amat dikenal, ternyata juga sosok tuna rungu. Contohnya Ludwig van Beethoven, seorang komposer dan pianis asal Jerman yang menjadi tuna rungu sejak usia 28 tahun.

Tapi dia tetap berkarya dan menghasilkan musik.

Ada pula Hellen Keller. Perempuan jenius ini adalah dosen dan penulis buku yang dikenal sebagai tuna rungu dan tuna netra pertama yang dapat menyelesaikan kuliah.

Berita ini sudah terbit di GridPop

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved