Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sekolah Birokrasi

Visionary Leadership, Prof Sangkala Sebut Pemimpin Harus Berperan Sebagai Transformator

Diantaranya adanya transformasi cultural. Ini tentu berkaitan dengan mainset dan culture set ASN yang ada di dalam kewenangan pemerintah.

Penulis: Darullah | Editor: Sudirman
ist
Prof Sangkala 

TRIBUNTIMUR.COM, MAKASSAR - Empat transformasi dianggap penting disikapi pada era disrupsi saat ini.

Diantaranya adanya transformasi cultural. Ini tentu berkaitan dengan mainset dan culture set ASN yang ada di dalam kewenangan pemerintah.

Kedua adalah tranformasi digital, dan yang ketiga transformasi structural yang berkaitan dengan desain organisasi birokrasi.

Terakhir tak kalah pentingnya bagaimana mereformasi regulasi yang sudah over regulad dan bahkan alami obesitas.

Hal tersebut diungkapkan Prof Sangkala saat menjadi narasumber Sekolah Birokrasi seri #8, Jumat (8/10/2021).

Kegiatan tersebut digelar Tribun Timur dengan tema ‘Kapan Tipe Kepemimpinan Visioner (Visionary Leadership) Cocok Digunakan di Era Disrupsi Saat Ini’.

“Kondisi ini harus bisa diterjemahkan tentang bagaimana menyikapinya,” ujarnya.

Menurut Prof Sangkala, seorang pemimpin itu harus ada dua skil yang dikuasai.

Pertama terkait kemampuan mereka untuk mengarahkan kemana organisasi kedepannya dibawa kepemimpinannya.

“Tentu ini bicara mengenai vicer oriented. Jadi seorang pemimpin itu harus punya kemampuan membaca situasi perkembangan yang terjadi di luar organisasinya atau birokrasinya dan bagaiman menyikapnya,” jelasnya.

Sehingga akan lahir kebijakan-kebijakan visi baru mengenai bagamana organisasi, dan staf selaras dengan tuntutan perubahan.

Kedua adalah, skil berkaitan dengan managerial skil.

Ini merupakan sebuah skil yang sangat peting dan saat ini terlihat sangat lemah di pemerintahan.

Bagaimana mengimplementasikan seluruh keputusan yang telah dilahirkan.

Sehingga mampu mencapai tujuan-tujuan dan sasaran yang telah ditentukan.

“Kita lihat bahwa kepemimpinan ini harus berperan sebagai transformator, sehingga organisasi itu bisa berubah,” tandasnya.

“Kadang-kadang pemerintahan atau bahkan pemimpinnya cendrung gagal untuk keluar dari masa lalu. Dan setiap permasalahan yang dihadapi senantiasa menggunakan cara-cara lama yang sebenarnya sudah tidak relevan lagi karna waktu yang sudah berubah,” paparnya.

Pemimpin yang relevan dalam konteks perubahan yang sedemikian cepat seperti ini, memerlukan responsifitas yang cepat pula.

Pemimpin itu, harus bisa mengarahkan organisasinya bagaimana dia bisa keluar dari masa lalu dan harus mampu invent from devicer menemukan masa depan.

Karena itu harus betul-betul didesain sedemikian rupa, agar mampu menjadi organisasi pembelajar.

Sehingga bisa merespon dengan baik tuntutan yang ada di masyarakat atau dilingkungan.

Karena itu pemimpin yang sebenarnya adalah seseorang pemimpin yang mampu mendemonstrasikan hal-hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Karena itu sangat tergantung memang organisasi kepada kapabilitas dari pemimpin itu.

Seorang pemimpin itu harus mengetahui apa yang ia hendaki atau apa yang ingin ia capai.

Lalu bagaimana bisa mengomunikasikannya dengan mudah kepada stafnya.

Sehingga visi tersebut bisa dicapai dengan baik karna memiliki pemahaman yang sama.

Kaitannya dengan kepemimpinan yang  visionary leadership, maka dibutuhkan kepemimpinan yang tepat.

Ketika harus mampu menterjemahkan kemana perubahan-perubahan yang akan terjadi, lalu kemudian pemimpin ini mampu mengartikulasikannya dan membawa organisasi kedepannya.

Karena itu seorang pemimpin disebut visionary leadership adalah pemimpin memiliki kemampuan untuk menciptakan dan memaknai suatu realitas dengan baik dan kredibel.

Serta mampu menyusun visi yang menarik terkait masa depan yang akan dijalani.

Serta memperbaiki situasi yang ada sekarang ini menuju situsi yang tentu relevan dengan kebutuhan kedepan.

Kedua, dia harus memiliki kemampuan untuk mengungkapkan visinya tidak hanya secara omongan saja.

Tapi melalui prilaku yang ditonjolkan kepada bawahan bahwa seperti inilah kemampuan yang harus dimiliki oleh staf secara berjenjang.   

Yang ketiga adalah kemampuan untuk memperluas dan bahkan mampu menerapkan visi yang dia ciptakan ituterkait konteks kepemimpinan yang berbeda-beda

Laporan kontributor Tribuntimur.com, @uull.darulla.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved