Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Virus Corona

Covid-19 Mengganas di Negara Papua Nugini, Stadion Jadi Penampungan Pasien dan Mayat

Negara yang berbatasan langsung dengan Papua ini mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang menyebabkan sistem kesehatan terus memburuk.

Editor: Muh. Irham
Tribunnews
Ilustrasi Terinfeksi Virus Corona 

TRIBUN-TIMUR.COM - Negara yang kini  menampung beberapa petinggi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, Papua Nugini, kini dalam keadaan darurat Covid-19. 

Negara yang berbatasan langsung dengan Papua ini mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang menyebabkan sistem kesehatan terus memburuk.

Rumah sakit di negara negara tersebut dikabarkan telah penuh dan kamar mayat dibanjiri korban virus corona.

Sistem perawatan kesehatan Papua Nugini memang kekurangan obat-obatan, pendanaan, infrastruktur dan tenaga kesehatan.

Sejak terjadinya lonjakan kasus, rumah sakit besar dipaksa mengurangi bahkan menutup layanan medis vital.

Rincian terbaru menunjukkan lonjakan hingga 600, dari 255 kasus empat minggu sebelumnya. Kematian meningkat dari dua kasus menjadi 17. Namun, jumlah ini diyakini bisa lebih besar karena tingkat pengujian yang rendah di negara itu.

Di Lae, kota terbesar kedua di negara itu, Rumah Sakit Umum Angau menerima rata-rata lima kasus baru sehari dan mencatat 19 kematian pada September saja.

Satu-satunya rumah sakit umum di kota itu hanya memiliki 320 tempat tidur dan 150 tempat tidur sementara.

Otoritas kesehatan bahkan telah dipaksa untuk mengubah stadion kota menjadi rumah sakit darurat dan kamar mayat.

"Tujuh belas pasien saat ini dirawat di stadion. Manajemen rumah sakit telah memutuskan untuk mengubah bangsal TB yang resisten terhadap obat yang baru dibangun menjadi bangsal Covid karena stadion tidak diatur dengan benar," kata Dr Alex Peawi, kepala departemen darurat rumah sakit, dikutip dari Guardian.

Di Dataran Tinggi Timur, kasus Covid-19 membanjiri rumah sakit provinsi Goroka. Seorang dokter yang bekerja di sana men-tweet bahwa itu adalah "krisis yang sedang berlangsung di depan mata kita".

Pekan lalu, sejumlah tindakan diberlakukan di provinsi tersebut untuk mengelola lonjakan. Termasuk jam malam, larangan pertemuan orang banyak lebih dari 20 orang, penutupan pasar utama dan pasar sirih.

Di provinsi Dataran Tinggi Barat, wilayah terpadat di negara itu, rumah sakit umum Mount Hagen juga berada di ambang penutupan. Laporan Post Courier mengatakan ini akibat lonjakan kasus Covid-19 dan kekurangan dana pemerintah.

Hanya lima dari 20 tempat tidur isolasi rumah sakit yang masih tersedia. Sementara dua orang meninggal pekan lalu dan dua lagi dalam kondisi kritis.

Menurut otoritas kesehatan provinsi, rumah sakit akan terpaksa ditutup sebelum Natal jika pendanaan semakin tertunda.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved