Ayah Cabuli Putrinya
AJI Bantah Berita Dugaan Pemerkosaan 3 Anak oleh Ayah Kandung di Lutim Hoaks, Kecam Polres Lutim
Disebutkan, kasus tersebut mental dan tidak ditangani oleh Polres Lutim maupun Polda Sulsel, karena dugaan pelaku adalah pejabat.
TRIBUN-TIMUR.COM - Saat ini kasus dugaan pemerkosaan tiga orang anak oleh ayah kandung di Luwu Timur kembali menjadi viral.
Disebutkan, kasus tersebut mental dan tidak ditangani oleh Polres Lutim maupun Polda Sulsel, karena dugaan pelaku adalah pejabat.
Pasalanya, berita tersebut diunggah oleh akun instagram @lambeturah_official, setelah diberitakan oleh Projectmultatuli.org dan diunggah di instagram @projectm_org.
PERINGATAN: Artikel ini mengandung konten eksplisit yang dapat memicu tekanan emosional dan mental bagi pembaca. Kami menyarankan anda tidak meneruskan membacanya. Kami lebih menyarankan artikel ini dibaca oleh polisi Indonesia.
Lydia, bukan nama sebenarnya, melaporkan mantan suaminya untuk dugaan pemerkosaan pada tiga anaknya yang masih di bawah usia 10 tahun. Lydia mengadu ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Luwu Timur, lalu melaporkan ke Polres Luwu Timur. Di kedua institusi ini Lydia tidak mendapatkan keadilan. Ia bahkan dituding punya gangguan kesehatan mental.
Tapi Lydia tidak berhenti berjuang. Ia melanjutkan perjalanan perjuangannya ke Makassar, bertemu LBH Makassar yang segera menyurati banyak lembaga agar kasus diinvestigasi lagi. Komnas Perempuan pun merespons, memberi rekomendasi agar kasus dibuka lagi.
Kasus ini semakin panjang, setelah Polres Lutim juga melalui akun instagram @humasreslutim mengatakan pemberitaan ini adalah hoax, di mana tiga korban anak tersebut tidak diperkosa.
Ucapan hoax ini kembali diunggah akun @lambeturah_official.
Menanggapi hali ini Aliansi Jurnalis Independen angkat bicara, dan mengecam polres Lutim yang menyebut berita terkonfirmasi sebagai hoaks.
BErikut pernyataan lengkap AJI Indonesia.
Berita Pemerkosaan Anak Dicap Hoaks Polres Lutim, Situs Projectmultatuli.org Diretas
Website Projectmultatuli.org Diretas pada Rabu, 6 Oktober 2021 pulul 18.00 WIB. Sepanjang malam itu banyak pembaca mengeluh karena tidak bisa mengakses berita tersebut. Semula tim Project Multatuli mengira hal tersebut terjadi karena masalah kapasitas server yang tidak memadai, namun pada pagi 7 Oktober baru bisa dikonfirmasi ada serangan DDos terhadap website Projectmultatuli.org.
Serangan tersebut bisa dikonfirmasi ketika situsweb dibanjiri data yang polanya bukan seperti manusia. Ini menyebabkan netizen tidak bisa mengakses laporan pertama dari serial #PercumaLaporPolisi dengan judul berita “Tiga Anak Saya Diperkosa, Saya Lapor ke Polisi. Polisi Menghentikan Penyelidikan” yang tayang sejak sore sekitar pukul 16.00 WIB.
Selain serangan DDoS, sekitar pukul 20.00 WIB, akun @humasreslutim menuliskan komentar di Instagram yang berisikan "klarifikasi" tentang pemberitaan Project Multatuli. Namun akun tersebut menuliskan secara gamblang nama pelapor (yang sudah ditulis dengan nama samaran Lydia di artikel), sehingga tim Project M memilih untuk menghapus komentar tersebut dan mempersilakan @himasreslutim berkomentar tanpa menyebutkan nama ibu para korban.
Sekitar 20 menit kemudian tim Project M mendapatkan laporan dari pembaca yang membagi berita di media sosial mereka mendapatkan DM dari @humasreslutim yang menyebabkan beberapa pembaca merasa tidak nyaman.
Pukul 21.00 WIB, akun @humasreslutim mengunggah konten di story yang menyatakan reportase Project M tersebut adalah hoaks. Tak berselang lama, sejumlah akun berkomentar di Instagram ramai ramai menyebutkan bahwa berita itu hoaks.