Tribun Enrekang
Sosialisasi Ketentuan Cukai di Enrekang, Nugroho Wigijarto; Kerugian Akibat Rokok Ilegal Rp800 Juta
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Enrekang menggelar Sosialisasi Ketentuan Bidang Cukai Tahun 2021 di Villa Bambapuang, Kecamatan Anggeraja
Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Sudirman
TRIBUNENREKANG.COM, ENREKANG- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Enrekang menggelar Sosialisasi Ketentuan Bidang Cukai Tahun 2021 di Villa Bambapuang, Kecamatan Anggeraja, Senin (05/10/2021).
Kegiatan itu juga dirangkaikan dengan Sosialisasi Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT).
Acara dihadiri Bupati Enrekang, Muslimin Bando yang didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Enrekang, Syamsuddin.
Sebagai Pemateri hadir Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Sulsel, Since Erna Lamba.
Hadir pula Kepala Kantor Bea Cukai Tipe C Parepare, Nugroho Wigijarto.
Kabag Perekonomian, Asni Pana mengatakan, tujuan dilaksanakan kegiatan itu sebagai sarana penyampaian informasi tentang aturan cukai kepada masyarakat dan pemangku kepentingan.
"Untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar dapat membedakan cukai yang legal dan ilegal hingga aturan mekanisme pengelolaan DBH-CHT," kata Asni dalam rilisnya, Rabu (6/10/2021) malam.
Sementara Kepala Bea Cukai Tipe C Parepare, Nugroho Wigijarto menyebutkan, selama 2021 di dalam wilayah kerjanya potensi kerugian negara akibat rokok ilegal sekitar Rp 800 jutaan.
"Selama tahun 2021 kami telah melakukan penindakan rokok ilegal sekitar 1 juta batang diseluruh wilayah kerja kami dengan potensi kerugian Rp 800 jutaan," jelasnya.
Sedangkan Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Provinsi Sulsel, Since Erna Lamba mengatakan, Enrekang memiliki peluang untuk meningkatkan dana bagi hasil cukai tembakau.
"Enrekang juga memiliki peluang jika membangun industri atau menjalin kerja sama dengan daerah yang memiliki industri contohnya di Kabupaten Soppeng," ujarnya.
Ia berharap agar petani Tembakau yang ada di Enrekang dapat menghasilkan tembakau yang berkualitas.
"Kami juga berharap varietas yang di tanam sesuai kebutuhan industri, maka perlu dilakukan kerja sama antar daerah," tambahnya.
Sementara itu, Muslimin Bando mengajak salah satu petani tembakau untuk berdialog.
"Saya ingin bertanya, untuk petani tembakau apa yang menjadi masalah dan apa prospek kedepannya," kata MB.