Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

The Next JK

Tabe, The Next JK?

Lugas, cekatan, dan lincah. Tak berlebihan bila mantan Ketua PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif pernah menyebut JK sebagai the Real President.

Editor: AS Kambie
zoom-inlihat foto Tabe, The Next JK?
dok tribun timur
Mulawarman, Alumni Universitas Hasanuddin

Tapi JK telah menempuhnya sejak lama, baik saat masih di organisasi mahasiswa menjadi aktivis pergerakan maupun di organisasi profesi dan sosial kemasyarakatan.

JK dikenal masyarakat baik di Timur maupun di kawasan Indonesia lain seorang politisi cum pengusaha dan aktivis. JK adalah aktivis HMI, Kahmi, PMI, dan DMI. JK juga aktif dari Hipmi, Kadin, hingga sejumlah organisasi profesi pengusaha lainnya.

Karena aktivitas organisasinya yang luas membuat luasnya jaringan dan relasi dengan kolega dengan beragam latar belakang. Mulai dari aktivis mahasiswa, aktivis masjid, basis tradisional NU, aktivis kesehatan, hingga pengusaha jejaring organisasinya.

Yang paling membuat dirinya besar tentu saja adalah “kendaraan politiknya”. Dimana JK berdiri sejak awal, yakni Golkar. Adalah partai besar yang turut membesarkan dan dibesarkannya. Aktivitasnya di Golkar memberikan nilai lebih bagi JK bila dibandingkan dengan sesama politisi dari Timur.

Golkar sebagai partai pendukung pemerintah memberikan jalan politik yang lebih mudah bagi JK untuk berkiprah lebih jauh di level nasional. Jadilah JK hingga seperti saat ini.

Hal lain yang menarik dari JK adalah style politiknya yang kerap berani melawan arus.

Sesuai dengan profesi sebelumnya sebagai pengusaha, memberikan keberanian untuk membuat langkah-langkah politik yang tidak biasa. Termasuk dalam membuat berbagai gebrakan yang berani dan efektif di pemerintahan.

Lugas, cekatan, dan lincah. Tak berlebihan bila mantan Ketua PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif pernah menyebut JK sebagai the Real President.

Jelas karakter-karakter di atas adalah kekhasan atau keunikan JK.

Artinya bila orang-orang yang disebut sebagai the next JK dituntut memiliki karakter yang sama dengan JK tentu saja berlebihan. Karena mereka jelas memiliki latar belakang dan kiprahnya sendiri-sendiri.

Tapi kalau pun ada orang yang mau mengharap seperti JK, sdengan kapasitas sama, tapi rupanya pada orang-orang yang disebut-sebut tidak memenuhi, tidak apa bila kecewa. Sah-sah saja.

Pun halnya, dengan para tokoh-tokoh yang selama ini banyak digadang-gadang sebagai the next JK itu, tidak perlu terjangkit apa yang saya sebut syndrom JK. Yaitu merasa ingin tampil seperti JK.

Karena pastinya anda berbeda dengan JK. Karena itu, sebaiknya, tampillah apa adanya, sesuai diri anda dan sesuai dengan kapasitas anda. Jadilah lebih baik dari JK, agar terbaik dari JK. Tabe.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved