Tribun Takalar
Sejak Agustus, Pemkab Takalar Sudah Terapkan Sekolah Tatap Muka
Takalar merupakan Kabupaten pertama menerapkan proses belajar tatap muka secara ofline.
Penulis: Sayyid Zulfadli Saleh Wahab | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, TAKALAR - Takalar merupakan Kabupaten pertama menerapkan proses belajar tatap muka secara ofline.
Hal itu disampaikan Sekda Takalar, Muhammad Hasbi saat jadi narasumber podcast Tribun Timur, series HUT 352 Sulawesi Selatan (Sulsel)#2, Senin (4/10/2021) malam.
Meski demikian, pembelajaran tatap muka di Takalar memiliki ketentuan yang harus dipenuhi.
Baik itu sekolah negeri maupun swasta.
Syarat dan ketentuannya adalah seluruh guru wajib telah divaksin.
"Kemudian di lingkungan sekolahnya masing-masing tersedia sara protokol kesehatan," ujarnya.
Sarana protokol kesehatan (Prokes) itu seperti, tempat cuci tangan di depan gerbang sekolah.
Ada juga pembagian masker yang disaipkan pihak sekolah.
Dan pihak sekolah wajib mengatur jarak bangku dan meja sekolahnya.
Serta pembelajaran tatap muka di Takalar dibagi waktunya atau per sihft.
Jumlah murid dibatasi dari biasanya 100 persen dibatasi hingga 50 persen.
"Kalau sudah memenuhi ketentuan itu, maka sudah direkomendasikan secara tertulis setiap sekolah," jelasnya
Kebijakan ini berlangsung kata dia, sejak bulan Agustus lalu.
Langkah tersebut diambil Bupati Takalar karena banyaknya anak-anak berkeliaran selama sekolah tutup.
"Mereka berkeliaran tanpa pemantauan dan pengawasan orangtuanya. Mereka hanya bersepeda, bermain tidak terkontrol. Jika kita satukan anak-anak ini di sekolah justru tertib," bebernya.
Karena menurut dia, para murid lebih takut kepada gurunya dari pada orangtuanya.
"Jadi pak Bupati mengambil kesimpulan. Kita konsentrasikan anak-anak ini di sekolahnya masing-masing,' ujarnya.
Pengawasan para murid kata dia, dilaksanakan oleh guru masing-masing.
"Alhamdulillah itu sukses," ucap dia.
Selama proses pembelajaran tatap muka ini, menurut Hasbi dari laporan hanya ada satu kasus terkonfirmasi.
Satu kasus itu di SD Wahda terkonfirmasi positif.
Menurutnya, satu orang positif corona itu karena tertular dari keluarganya bukan dari teman-teman sekolah.
Untuk mengatisipasi penyebaran corona pihaknya tetap menekankan protokol kesehatan.
"Aturan protokol kesehatan menjaga jarak harus diterapkan. Jaga segala kemungkinan yang terjadi. Jangan sampai anak-anak ini berinteraksi langsung, jangan sampai ada kontak body langsung," ujarnya.
Dia menambahkan, terkonfirmasi positif terjadi ketika lengah. Tetapi jika disiplin prokes itu tidak akan terjadi.
Laporan Wartawan Kontributor TribunTakalar.com, Sayyid Zulfadli