Timor Leste
Dikenal Diktator, Ramos Horta Ungkap Sisi Lain Soeharto Terhadap Timor Leste saat Hadapi Masa Kelam
Dalam sejarah Timor Leste, banyak pertumpahan darah terjadi salah satunya ketika wilayah tersebut diinvasi Indonesia tahun 1975.
TRIBUN-TIMUR.COM - Ternyata mantan Presiden RI, Soeharto juga berjasa pada Timor Leste.
Meski dikenal sebagai penyebab pertumpahan darah di Timor Leste tapi Soeharto masih dikenang.
Dikutip dari Intisari-online.com Sabtu 2 Oktober 2021, dalam sejarah Timor Leste, banyak pertumpahan darah terjadi.
Salah satu pertumpahan darah terjadi ketika wilayah tersebut diinvasi Indonesia tahun 1975.
Invasi Timor Leste oleh Indonesia sendiri terjadi di masa pemerintahan Presiden ke-2 RI, Soeharto, atau dikenal sebagai era orde baru.
Bagaimanapun masa-masa tersebut akan dikenang sebagai sejarah kelam oleh rakyat Timor Leste.
Terlebih, bertahun-tahun setelah invasi itu, pertumpahan darah masih terus terjadi dengan kelompok pro-kemerdekaan bertempur melawan pasukan Indonesia.
Selama 24 tahun pendudukan Timor Leste oleh Indonesia diyakini ribuan orang menjadi korban pendudukan Indonesia.
Di Timor Leste, Soeharto akan selalu dikenang sebagai tokoh yang pada tahun 1975 mengambil keputusan untuk mengerahkan tentara Indonesia melintasi perbatasan dan menduduki negara itu untuk menyatukannya dengan Indonesia dengan kemasan 'integrasi' melalui Deklarasi Balibo.
Pemerintah Soeharto pun menjalankan apa yang dibanggakan sebagai pembangunan besar-besaran di berbagai bidang di sana, namun sebagian dengan jalan kekerasan.
Sebelum akhirnya Timor Timur merdeka melalui referendum akhir tahun 1999 dan menjadi Timor Leste.
Meski demikian, ada juga orang-orang bahkan tokoh-tokoh penting dari Timor Leste yang melihat sisi baik Soeharto.
Salah satunya mantan Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta.
Meski menyebut Soeharto sebagai seorang diktator, namun menurutnya Soeharto merupakan jenis yang berbeda.
Mengutip BBC Indonesia, Ramos Horta mengatakan, "Soeharto bukan tipikal diktator lama zaman dulu seperti Salazar di Portugal atau diktator negara-negara Amerika Latin."