Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

G30S PKI

Operasi Serangan Kilat Rebut Bandara Mapanget Manado Dalam Diorama 'Aktor' Penumpas PKI

Jenderal TNI AH Nasution membahas serangan kilat pasukan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo di bandara Mapanget, Manado saat pemberontakan Permesta.

Editor: Muh Hasim Arfah
(ARSIP FOTO) KOMPAS / JB SURATNO
Jenderal Besar Soeharto berbincang dengan Jenderal Besar AH Nasution, sesaat sebelum menerima ucapan selamat pada acara silaturahmi di Istana Negara, Jakarta, Minggu (5/10/2007) siang 

 “Sarwo Edhie, jij mau bikin tweede Mapanget ya?” (= "kamu mau bikin Mapanget kedua ya?"

Artinya Pak Nas mengingatkan Pak Harto bhw Th 1957, Pak Sarwo pernah membebaskan Lanud Mapanget di Manado, dgn serangan kilat, yg ketika itu dikuasai Permesta.

Makanya Pak Harto langsung sigap.”

Demikian tweet Roy Suryo dikutip Tribun Timur, Rabu (29/9/2021).

Baca juga: Denny Siregar Sentil Gatot Nurmantyo yang Tidur saat Nonton G30S PKI: Ini Bukti dari Kekejaman PKI

Dikutip dari website resmi TNI AU, pada saat Perang Dunia II tahun 1941, Belanda memusatkan kekuatan penerbangannya di Lapangan Udara Kalawiran.

Kemudian tahun 1942 Kalawiran jatuh ke tangan tentara Jepang.

Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu tahun 1944, Kalawiran dialihkan kembali penguasaannya kepada pemerintah Belanda yang kemudian dijadikan Markas Komando Pasukan Cadangan (Reserve Corps).  

Periode 1957-1958 terjadi pemberontakan Permesta.

Dalam kurun waktu itu, Kalawiran hancur akibat serangan udara Permesta.

Pada saat itu, Permesta menguasai lima  Lapangan Udara di sebagian wilayah udara Indonesia Timur, yaitu Mapanget, Tasuka, morotai, Jailolo dan Tolotio.

Baca juga: Denny Siregar Sentil Gatot Nurmantyo yang Tidur saat Nonton G30S PKI: Ini Bukti dari Kekejaman PKI

Dalam usaha menumpas pemberontakan Permesta, TNI melaksanakan operasi gabungan memakai nama sandi ”Operasi Merdeka”. 

Operasi tersebut bertujuan merebut Sulawesi Utara sebagai ibukota Manado dan daerah sekitarnya seperti Gorontalo, Sangir Talaud, Morotai, Jailolo, Palu dan Donggala.

Komandan Operasi Gabungan Letkol Rukminto Hendraningrat dengan Wakil I Letkol (L) Hunhols dan Wakil II Mayor Udara Leo Watimena.  

Ketika Lapangan Udara Mapanget diduduki oleh AURI (PGT) maka saat itu juga fungsi sebagai Pangkalan penunjang operasi udara beralih di Mapanget dengan Staf Komando berada pula di Mapanget bersama Komandan Kompi PGT Letnan Udara Satu Moestam.  

Selanjutnya Staf Komando dipindahkan ke kota Manado (Perumahan Dinas Kantor Pos dan Giro) dengan status Detasemen Angkatan Udara Manado serta jabatan Komandan diserahkan kepada Letnan Udara Satu Ronggo Mulato tahun 1959.  

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved