Pesona Desa Maros
Kawasan Ekowisata Rammang-Rammang Desa Salenrang Maros Dikunjungi Komisi X DPR RI
Tim Panja DPR RI menilai Kabupaten Maros layak memiliki Desa Wisata Kampung Tematik melihat potensi objek wisata yang dimiliki Maros begitu besar.
Penulis: Hutami Nur Saputri | Editor: Suryana Anas
Laporan Sumantri Lira
Sekretaris Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Maros.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Kawasan Ekowisata Rammang-Rammang menerima kunjungan Panitia Kerja (Panja) Desa Wisata dan Kampung Tematik Komisi X DPR RI, Jumat (17/09/2021).
Kawasan karst yang berada di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan ini dikelola secara mandiri oleh Pemerintah Desa Salenrang melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Kedatangan Tim Panja DPR RI disambut langsung oleh Bupati Maros, AS Chaidir Syam beserta Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Selatan didampingi pemerintah desa dan penggiat pariwisata Maros.
Rombongan tim dijemput di Dermaga 1 Desa Salenrang menuju Dermaga 3 Kampung Berua melalui jalur sungai menggunakan perahu tradisional Jolloro.
Di Berua, mereka disuguhi kacang dan jagung rebus sambil menyaksikan pesona sebaran perbukitan batu gamping yang eksotis.
Arsitektur eksokarst terpampang indah dengan karakteristik relief yang khas bak sebuah lukisan pemandangan.
Dari kampung Berua, rombongan kembali menyusuri sungai Pute menuju Rammang-Rammang Eco Lodge Cottage, tempat di mana acara penyambutan secara resmi digelar.
Mereka disambut dengan Tari Padduppa dan atraksi Aru dari komunitas Sanggar Seni Salokoa Maros.

Ketua Tim Panja Komisi X, Ferdiansyah dari Fraksi Partai Golkar mengungkapkan bahwa meskipun pandemi, mereka perlu mengunjungi Kabupaten Maros, Provinsi Bali, dan Kabupaten Malang dalam tema Desa Wisata dan Kampung Tematik.
“Dalam hal ini kami ingin serius, makanya kami bentuk Panja. Kami menyadari dalam penetapan desa wisata ada tahapan-tahapan dan klasifikasinya, misalnya didukung dengan kampung kuliner, kampung kriya dan lain-lain” ujar Ferdiansyah dalam sambutannya.
Ferdiansyah juga memperkenalkan rombongan Tim Panja yang ikut bersamanya.
Mereka adalah Andi Muawiyah Ramly dari fraksi PKB Sulsel 2, Dra. Adriana Dondokambey dari fraksi PDI Perjuangan Dapil Sulut, Elnino M. Husein Mohi dari Fraksi Gerindra, Muhammad Kadafi dari Fraksi PKB, Sakinah al Jufri dari Fraksi PKS Dapil Sulteng, Hotman perlindungan mangun Staf Ahli bidang Krisis Kemenparekraf, Wawan Gunawan Direktur Pengembang Destinasi 2 Kemenparekraf, Cecep Nur Kenly PLT Biro komunikasi dan yang lainnya.
Tujuan kunjungan ini adalah memperoleh informasi dan masukan agar nantinya tidak salah dalam membuat kebijakan bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Mereka juga akan meminta Kemenparekraf membuat kebijakan strategis dan analisa pengembangan desa wisata berdasarkan informasi dan masukan Pemerintah Kabupaten Maros.
Berbahagialah Bupati Maros karena daerahnya dijadikan sampel pengembangan destinasi wisata.
“Besar harapan kami kunjungan ini bukan hanya formalitas, tapi kedepannya ada informasi dan penggalian, atau sewaktu-waktu Bupati diundang ke Jakarta untuk merumuskan desa wisata dan kampung tematik yang lebih baik” lanjut Kader senior Partai Golkar ini.
Sebagaimana Undang-Undang Desa mengamanatkan pembangunan Indonesia dilakukan dari desa.

Target desa wisata Kemenparekraf selama tahun 2021-2024 sebanyak 244 desa wisata. Tahun 2021 sendiri sudah ada 54 atau 22,13% yang tersertifikasi.
Ada klaster-klaster dan tahapan yang harus dipenuhi suatu desa sebelum disebut desa wisata. Misalnya didukung dengan atraksi, aksesibilitas, amenitas, dan ansilari (4a).
Tim Panja DPR RI memohon agar atraksi yang sudah ada diperbaiki dan dikemas lebih baik lagi.
Begitu pun dengan kulinernya, harus ada ciri khas Kabupaten Maros karena menjadi bagian sapta pesona, yaitu kenangan.
Itu sebabnya mereka juga mengundang Asosiasi Desa Wisata (Asidewi) untuk melihat langsung.
Sebagai pelaksana fungsi pengawasan, mereka perlu mendapatkan gambaran dan data faktual langsung dari Bupati Maros dan jajaran terkait tentang perkembangan dan kebijakan pariwisata Maros.
Selain itu, ada Asosiasi Pariwisata dan Poltekpar yang akan diminta untuk melakukan pembinaan dalam rangka persiapan dan kesiapan SDM di bidang ekonomi dan lingkungan.
Pembinaan tersebut ditujukan kepada masyarakat, komunitas, akademisi serta jajaran Pemda Maros agar dapat membuat analisa dan kebijakan kearifan lokal yang tepat.
“Sehingga pendapatan masyarakat tetap meningkat tanpa mengganggu atau merusak alam dan lingkungan akibat adanya kunjungan wisatawan” ujar anggota Fraksi Golkar DPR RI ini menutup sambutannya dengan pantun.
Hati rindu kampung halaman
Ingin membangun desa wisata
Mari taati protokol kesehatan
Ekonomi tumbuh tetap terjaga
Benih ditabur padi disemai
Berteduh dibawah pohon rindang
Pariwisata kembali ramai
Semua bekerja hatipun senang

Sementara Andi Muawiyah Ramly, anggota Tim Panja Komisi X menilai Kabupaten Maros layak memiliki Desa Wisata Kampung Tematik melihat potensi objek wisata yang dimiliki Maros begitu besar.
Diantaranya Desa Salenrang dengan kawasan karst Rammang-Rammang, Leang-Leang dengan lukisan dinding gua berumur 45.000 tahun, Taman Nasional Bantimurung dengan keanekaragaman kupu-kupu dan air terjun, serta potensi lain yang bisa menjadi pilihan bagi wisatawan.
Terkait Desa Wisata, Desa Salenrang juga layak mendapat sertifikasi Desa Wisata Kampung Tematik Kemenparekraf.
Hal ini karena didukung kawasan karst Rammang-Rammang dengan situs gua-gua prasejarah yang diwacanakan menjadi kawasan wisata Nasional.
Wilayahnya juga berada di kawasan strategis Geosite Geopark Maros-Pangkep yang 2 tahun terakhir diajukan masuk UNESCO Global Geopark, sejajar dengan kawasan karst Meksiko dan Cina.
“Sebagaimana kita lewati tadi sepanjang sungai, termasuk kepurbakalaan yang di dalamnya, semuanya bisa menjadi objek wisatawan mancanegara dan nusantara” ungkap anggota Fraksi PKB itu.
Adapun anggota Panja Komisi X dari Fraksi Gerindra, Elnino M. Husein Mohi berharap kunjungan ini tidak hanya menjadi formalitas dan seremonial belaka.
Melainkan ada langkah konkret dari seluruh pihak untuk mewujudkan pariwisata yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
“Oleh karena itu kami berharap para wakil rakyat di Komisi X, Pemda sekaligus dengan Kemenparekraf untuk mengadvokasi secara nyata penempatan Maros yang punya potensi pariwisata luar biasa dan berkelas internasional” ujar Elnino, anggota Fraksi Partai Gerindra.

Bupati Maros, AS Chaidir Syam menyampaikan bahwa jajaran Pemerintah Kabupaten Maros merasa gembira karena tahun depan mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pembangunan kawasan Geopark.
AS Chaidir Syam berharap kunjungan Anggota Komisi X DPR RI membuat Kabupaten Maros semakin cerah.
“Dalam rangka kedatangan Tim Asesor Unesco Global Geopark Maros-Pangkep November 2021 nanti, kami mohon dukungan Komisi X mengadvokasi pemerintah pusat supaya menjadikan kawasan Geosite Geopark Maros-Pangkep sebagai nominator Unesco Global Geopark” ujar Bupati Maros memulai sambutannya.
Kawasan karst Rammang-Rammang Desa Salenrang ini diharapkan menjadi kawasan wisata dunia.
“Semoga kunjungan ini dan hasil penilaian ADWI yang memasukkan Desa Salenrang dalam 10 besar, dapat memberi inspirasi untuk menjadikan Maros destinasi wisata dunia yang didukung dengan berbagai objek wisata alam, budaya, dan kuliner sebagai daya tarik.” lanjut AS Chaidir Syam.
Baca juga: Sambut World Clean Up Day, Kepala Desa Botolempangan Maros Gelar Aksi Serentak Bersih-Bersih Sampah
Kabupaten Maros sendiri memiliki berbagai potensi wisata.
Termasuk temuan yang sempat menjadi berita nasional dan menggemparkan dunia, yaitu lukisan tertua ditemukan di Gua Leang-Leang Kecamatan Bantimurung.
Lukisan tersebut berusia sekitar 45.000 tahun, mengalahkan lukisan tertua Spanyol yang usianya sekitar 15.000 tahun.
Kemudian, satu bulan yang lalu ditemukan DNA yang mengalahkan usia manusia purba negara-negara Eropa.
Ini membuktikan bahwa peradaban manusia tertua ada di Indonesia, di Kabupaten Maros, bukan di luar negeri.

“Inilah harapan-harapan kami, semoga desa wisata yang ada di Indonesia, khususnya yang ada di kabupaten Maros mendapat perhatian anggota DPR RI dan khususnya anggota Komisi X” ucap AS Chaidir Syam, selaku Bupati Maros mengakhiri sambutannya.
Bupati Maros akan tetap bersinergi dengan pemerintah pusat dan provinsi dalam pengembangan desa wisata yang ada di kabupaten Maros agar tetap terjaga dan tidak merusak ekosistem yang ada.
Tak mau kalah, AS Chaidir Syam juga membacakan pantun sebagai penutup.
Kata dilan rindu itu berat
Jangan ditahan temuai saja sekarang
Destinasi ini eksotisnya paling tidak ada obat
Karena kita ada di rammang-rammang
Acara ditutup dengan pemberian cinderamata ikon Kabupaten Maros berupa bingkai kupu-kupu kepada Komisi X DPR RI, dan penyerahan plakat Komisi X kepada Bupati Maros.
Kunjungan hari itu pun selesai diiringi gemuruh tepuk tangan hadirin.
Baca juga: Gencarkan Vaksinasi Massal Tahap 3, Desa Mangeloreng Kabupaten Maros Masuk Zona Hijau